“Pandemi Tersembunyi”: Anak-anak yang Kehilangan Orangtua

Gelombang kedua pandemi Covid-19 di Tanah Air sejak Juni lalu yang diikuti melonjaknya kasus positif dan angka kematian meninggalkan warisan anak-anak yang kehilangan orangtuanya.

Ketika kasus melonjak tajam yang diikuti kematian yang semakin masif pada kelompok usia produktif, pandemi menjadi narasi yang memilukan bagi anak-anak yang kehilangan orangtua atau walinya.

Ditinggalkan selama-lamanya oleh ayah, ibu, atau bahkan kedua orangtua akibat terpapar Covid-19 membuat banyak anak menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu dalam waktu singkat.

kompas/totok wijayanto
Kakak beradik, Fauzan (23) dan Fathan (15), berziarah ke makam ibunya yang meninggal karena Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Jumat (20/8/2021). Covid-19 membuat banyak anak kehilangan orangtuanya.

Fenomena anak menjadi yatim, piatu, atau bahkan yatim piatu ini bak ”pandemi tersembunyi” di tengah gelombang pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya ini tiba-tiba akrab terdengar di telinga, bahkan mungkin sangat dekat dengan kehidupan kita.

Kehilangan pengasuh dalam waktu singkat tak hanya meninggalkan luka dan trauma bagi penyintas, tetapi juga menjadikan masa depan mereka penuh ketidakpastian.

Menurut estimasi, setidaknya 1,8 juta anak di seluruh dunia kehilangan orangtuanya dalam sekejap akibat Covid-19. Angka itu diperoleh dari hasil studi Bank Dunia. Lebih dari separuhnya kehilangan wali utama mereka sekaligus. Artinya, sekitar 1,1 juta anak di dunia telantar tanpa diasuh oleh wali utama (orangtua atau kakek-nenek).

kompas/totok wijayanto
Anak-anak bermain tanpa masker di tepian Kanal Barat, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (7/7/2021). Hingga 22 Juni 2021, sekitar 250.000 anak terpapar Covid-19 dari 88 juta jumlah anak di Tanah Air. Anak-anak juga dibayangi ancaman kehilangan orangtua akibat pandemi.

Tak hanya mengerikan dari segi jumlah, fenomena anak telantar akibat pandemi ini juga mengkhawatirkan karena terjadi sangat cepat. Estimasi Bank Dunia, selama 2020 terdapat 900.000 anak kehilangan pengasuh utama akibat Covid-19.