Pelaut Jawa Zaman Dinasti Han dan Klaim di Laut Natuna

Sejarah maritim Nusantara adalah serpihan mozaik yang terserak sepanjang 2.000 tahun. Dalam catatan sejarah China, setidaknya di tahun 131 Masehi atau zaman Dinasti Han, pelaut dari Jawa sudah berlayar sampai ke China atau Daratan Besar Asia.

Dosen senior Sastra China Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Nurni Wahyu Wuryandari yang dihubungi pada Rabu (28/9/2022) mengatakan, berdasarkan kajiannya di Taipei, meneliti arsip–arsip kuno China, didapati catatan tertua hubungan perjalanan laut antara Nusantara dan China pada zaman Dinasti Han. Catatan tentang flora, fauna, dan adat kebiasaan Nusantara terekam dengan baik oleh para sejarawan China.

”Sejauh ini catatan tertua yang menyebut hubungan antara Pulau Jawa dan Daratan Besar China (Da Lu) terjadi pada zaman Dinasti Han. Catatan lebih lengkap tentang Nusantara ada pada zaman Kaisar Kian Long pada zaman Dinasti Qing yang terbit tahun 1725 Masehi,” kata Nurni, yang menyelesaikan program doktoral di Taipei, Taiwan.

Itu membuktikan Kepulauan Nusantara memiliki legitimasi sejarah lebih tua dalam kemaritiman antara Asia Tenggara dan Daratan Asia.

Itu membuktikan Kepulauan Nusantara memiliki legitimasi sejarah lebih tua dalam kemaritiman antara Asia Tenggara dan Daratan Asia. Pemerintah China mengedepankan klaim sejarah ”Nine Dash Line” di Laut China Selatan yang beririsan dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara.

Berdasar pengalaman sejarah, kepentingan China yang pertama dan utama dalam hubungan luar negeri, menurut Nurni, adalah perdagangan. Bangsa Han sebagai penduduk terbesar dari puluhan etnis di China dijuluki sebagai ”Jack of All Trade” atau pekerja dan pedagang segala jenis profesi karena giatnya usaha mereka di berbagai bidang ekonomi.

KITLV
Lukisan kapal dari China dan Jawa dengan layar dari anyaman alang-alang dan jangkar kayu. Dibuat tahun 1596.

Menurut Nurni, catatan-catatan tentang Nusantara tersusun rapi dalam arsip resmi Kerajaan di China maupun arsip-arsip nonkerajaan. Data–data tersebut sangat penting untuk membuka kembali kedekatan hubungan sesama bangsa besar di Asia yang terjalin antara dunia Arab, India atau Asia Selatan, Indonesia dan Asia Tenggara, serta China berikut negeri–negeri Asia Timur seperti Jepang, Korea, dan Kerajaan Ryukyu (kini wilayah Okinawa yang menjadi bagian Jepang).

Nurni menceritakan, catatan berupa ensiklopedia berjudul Siku Quanshu yang diterbitkan Kaisar Qian Long atau Kian Lung adalah ensiklopedi terlengkap. Ensiklopedia tersebut lebih awal ada dibandingkan Encylopaedia Brittanica yang diterbitkan di Inggris.

Dalam ensiklopedia Dinasti Qing itu dibuat catatan dari berbagai dinasti pendahulu di China dari zaman dinasti secara berurutan Han, Tang, Sung, Yuan, dan Ming. Catatan itu membentang dari abad pertama Masehi sampai medio tahun 1600 Masehi. Dinasti Ming berkuasa tahun 1368–1644 Masehi.