Apa yang Anda rasakan saat dipeluk? Nyaman, tenang, biasa saja, atau justru merasa bergelora? Pelukan bukanlah sekadar gerakan melingkarkan tangan ke tubuh seseorang, melainkan aksi yang mampu memberikan efek dahsyat.
Di Tanah Air, sapaan dengan berpelukan semakin lumrah terlihat, terutama yang dilakukan antardua orang yang sudah akrab. Meskipun secara umum, sapaan lebih lazim dilakukan dengan berjabat tangan.
Boleh jadi bagi kita pelukan itu tak berarti apa-apa, tetapi bagi orang yang dipeluk memberi sejuta makna.
Saat dipeluk, apakah Anda merasakan adanya aliran welas asih (compassion)? Sebaliknya, saat Anda memeluk, apakah memang sengaja melakukannya untuk menyalurkan rasa kasih? Atau tidak ada tujuan khusus karena lebih sebagai ekspresi empati?
Boleh jadi bagi kita pelukan itu tak berarti apa-apa, tetapi bagi orang yang dipeluk memberi sejuta makna.
“Bapak, sudah enggak ada,” ucap seorang sahabat lewat pesan Whatsapp yang mengabari kepergian ayahnya.
Terkadang momen duka yang dihadapi seseorang membuat kita bingung untuk bersikap. Tak ingin menambah beban dengan memberikan wejangan begini atau begitu, sebuah pelukan rasanya menjadi ungkapan yang lebih pas. Karena pelukan, katanya, menjadi ungkapan kasih tanpa kata yang mampu menguatkan mereka yang sedang sedih, cemas, hingga stres dan depresi.
Ini diketahui dari respons orang yang dipeluk, “Terimakasih, ya, aku merasa lebih baik setelah kamu peluk.” Atau “Pelukan ini membuatku lebih tenang dan aman”.
Benarkah pelukan bisa meringankan perasaan negatif hingga stres?