Pengorbanan Waktu Merawat Nenek di Rumah

Hidup bersama tiga generasi dalam satu atap membuat kesabaran Sekar (34), warga Semarang, berkali-kali diuji. Sebagai orangtua tunggal, dia harus menghidupi anak semata wayangnya, anak generasi Z, sekaligus menopang kehidupan nenek, generasi baby boomer, yang tinggal bersamanya.

Nenek Sekar yang sudah berusia 81 tahun menderita demensia sejak tiga tahun lalu. Kondisi inilah yang membuat neneknya tidak bisa ditinggal sendirian.

Adapun Sekar memilih bekerja dari rumah sebagai pembuat roti, supaya lebih mempunyai banyak waktu untuk berinteraksi dengan nenek. Pekerjaan formal sebagai tenaga administrasi di hotel pun pada akhirnya ditinggalkan demi sang nenek.

Setiap hari dia harus pintar membagi waktu, antara merawat nenek, bekerja, dan mengurusi anak tunggalnya. Beruntung, anaknya yang berusia 12 tahun sudah bisa membantunya untuk merawat nenek.

Pada akhirnya dia memilih untuk berdamai dengan keadaan jika muncul kegamangan akan hidup yang dilakoninya .

”Aku tuh kadang mikir, kenapa kok jalanku (hidup) begini? Aku pengin kerja kantoran. Aku pun orangnya enggak bodoh-bodoh amat kalau kerja kantoran. Kariernya bisa bagus. Tapi, ya wis lah, kalau jalannya begini, ya, dijalani saja,” ujar Sekar sambil tersenyum.

Sekar pun tak menyerah dengan keadaan. Dia punya impian besar untuk masa depannya, sambil menemani neneknya, yakni berencana membesarkan bisnis roti rumahannya.

”Sambil nungguin eyang, aku fokus dulu di usaha roti ini. Jadi, sewaktu-waktu kalau aku harus berdiri sendiri, aku sudah bisa. Misal, kalau ada kesempatan lain kerja di bidang lain, aku bisa pindah, tapi yang penting punya usaha ini dulu,” ujar Sekar.