Tradisi perayaan pergantian tahun telah terukir sejak zaman Romawi Kuno, tepatnya pada era kepemimpinan Julius Caesar. Saat itu, bukan pesta kembang api yang dilakukan, melainkan tukar-menukar koin berlapis emas.
Sebelum itu, Caesar melakukan sejumlah perubahan pada sistem penanggalan. Bulan Maret bukan lagi bulan pertama dalam kalender Romawi.
Sebagai gantinya, ditetapkanlah Januari sebagai bulan pertama dalam satu tahun. Kata Januari diambil dari nama Dewa Janus, yakni dewa dengan dua wajah yang menghadap dua arah berbeda.
Sebagai penghormatan terhadap Dewa Janus, bangsa Romawi kemudian menggelar perayaan malam pergantian tahun setiap tanggal 31 Desember.
Dalam perayaan itu digelar berbagai tradisi. Salah satunya, saling memberi hadiah koin berlapis emas yang dicetak dengan gambar Dewa Janus.
Perubahan penanggalan, menurutĀ The World Book Encyclopedia jilid 11 (1992), dilakukan oleh Caesar pada tahun 46 sebelum Masehi. Ia dibantu ahli astronomi asal Alexandria, Sosigenes, yang kemudian menetapkan periode satu tahun sebanyak 365 hari.