Perebutan Superioritas Udara di Jawa Saat Perang Dunia II

Ketidakmampuan Rusia menguasai wilayah udara di Ukraina–selain karena kegigihan perlawanan Kiev–disebut-sebut menjadi salah satu sebab kegagalan pasukan Vladimir Putin merebut Kiev. Superioritas udara memang sangat penting dalam peperangan, bahkan hal itu telah disadari saat Perang Dunia II lalu.

Pada awal tahun 1942, bala tentara Jepang menyerang seantero Asia Tenggara ke wilayah jajahan Amerika Serikat di Filipina, jajahan Inggris di Singapura-Malaya-Borneo, dan jajahan Belanda di Hindia Belanda (kini Indonesia). Kawasan yang kaya sumber daya alam tersebut dinamakan Malay Barrier dalam proyeksi pertahanan Sekutu.

Demi menjaga Malay Barrier, garis pertahanan Sekutu America, British, Dutch, Australia (ABDA), dibentuk Komando Udara Jawa (Java Air Command/JAC) yang melibatkan Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force/RAF) yang bertugas di bagian barat Pulau Jawa.

Penulis PC Boer dalam buku The Loss of Java menuliskan pertahanan udara Pulau Jawa dalam bulan Februari-Maret 1942 ketika menghadapi serbuan Jepang. Inggris membangun sejumlah pangkalan dengan salah satu pusat komando berada di Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Sejak 12 Februari 1942 direncanakan ditempatkan di barat Pulau Jawa, masing-masing 32 pesawat tempur Sekutu di landasan dan pangkalan udara di Pondok Tjabe (kini Bandar Udara Pondok Cabe), Tjisaoek, Bandoeng (di Andir, kini Lanud Husein Sastranegara, dan Kalidjati, kini Lanud Suryadarma) dan Tasikmalaja. Minimal ditempatkan 16 pesawat tempur di pangkalan-pangkalan tersebut dengan kesiapan scramble (siaga terbang) delapan pesawat tempur setiap hari di empat pangkalan.

Andir, Kalidjati, dan Tasikmalaja menjadi basis operasi utama Sekutu. Terdapat hutan yang dapat menjadi tempat persembunyian di sekitar landasan di Kalidjati dan Tasikmalaja. Sementara di sekitar pangkalan udara Andir terdapat bengkel dan depot pemeliharaan besar milik Dinas Penerbangan Angkatan Darat Hindia Belanda (Militaire Luchvaart, ML).

Adapun di pangkalan Pondok Tjabe direncanakan ditempatkan dua skuadron Hawker Hurricane pada pertengahan Mei 1942. Pesawat yang akan memperkuat pertahanan Pulau Jawa itu sedang diangkut kapal induk Inggris, HMS Indomitable.

Laman BAE Systems
Pesawat Hawker Hurricane yang dipakai Inggris pada Perang Dunia II. Pesawat ini salah satunya dikerahkan untuk memperkuat pertahanan di Pulau Jawa.

Sementara itu, pangkalan udara Tjisaoek direncanakan dialihkan ke US Army Air Force (USAAF) dengan kekuasan dua skuadron P40 Curtiss Warhawk dan Militaire Luchvaart Belanda menempatkan dua skuadron ( afdelingen) tempur di Tasikmalaja. Pada kurun waktu tersebut, danau di Pangalengan dekat Bandung dan di Garut (Situ Bagendit) di Jawa Barat dijadikan tempat beroperasi pesawat amfibi Sekutu.