Seiring menurunnya pandemi Covid-19, perekonomian nasional mulai berangsur pulih. Salah satunya didukung oleh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kembali menggeliat setelah dua tahun terdampak pandemi.
Pada masa pandemi, digitalisasi mendapatkan momentumnya. Disrupsi digital sudah menjadi tren, namun pandemi yang mengharuskan pembatasan mobilitas menjadi faktor pendorong yang mempercepat digitalisasi. Teknologi digital telah mendisrupsi berbagai bidang, antara lain kesehatan dengan telekonsultasi, layanan pelanggan dengan hadirnya chatbot, pembayaran dengan dompet digital, ritel dengan layanan lokapasar, dan banyak lagi.
Kemudahan akses digital juga mengakselerasi pertumbuhan ekonomi inklusif, yang antara lain didukung kehadiran platform digital. Peluang itu dimanfaatkan oleh UMKM sehingga menunjukkan hasil nyata seperti terlihat dari temuan penelitian yang dilakukan oleh Litbang Kompas bekerja sama dengan Grab Indonesia pada periode 13 Mei-18 Juni 2022, yang melibatkan 5.019 responden di 15 kota.
Penelitian melihat akselerasi pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia melalui perluasan akses digital bagi UMKM, dan pada akhirnya secara makro melihat kontribusi terhadap perekonomian nasional. Geliat sektor UMKM antara lain dimotori oleh kaum muda dan perempuan, yang menurut hasil survei Litbang Kompas memiliki peran signifikan.
Menurut penelitian, perempuan, utamanya dari Gen Z, berperan besar menggerakkan roda ekonomi melalui semua sektor, mulai dari pelaku UMKM, pelaku distribusi (driver transportasi), hingga pembeli (konsumen). Misalnya saja, dilihat dari daya beli, konsumen perempuan lebih unggul 10,5 persen dibandingkan konsumen laki-laki dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp 505.600.
Selain untuk konsumsi, digitalisasi turut mengubah perilaku responden dalam cara pembayaran dan melakukan usaha. Pada awal pandemi, hanya 6,7 persen responden yang menggunakan platform digital untuk berjualan. Selama pandemi, jumlahnya meningkat menjadi 7,4 persen. Demikian pula, dari semula hanya 6,9 persen responden yang menerima pesa
nan secara digital, selama pandemi naik menjadi 7,5 persen. Peningkatan juga terlihat pada responden yang berpromosi melalui media sosial, menerima pembayaran secara cashless, hingga melakukan pengiriman barang melalui aplikasi digital.
Penelitian menemukan bahwa penggerak utama perekonomian selama pandemi adalah pelaku UMKM, utamanya dari kalangan perempuan Gen Z. Kontribusi ekonomi yang diberikan mitra Grab dari kalangan perempuan Gen Z memberikan perubahan positif selama pandemi pada sisi pertumbuhan omzet secara keseluruhan, pertumbuhan proporsi pesanan, dan pertumbuhan transaksi harian.
Temuan riset Litbang Kompas tersebut dipublikasikan dalam webinar yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (12/10/2022), menghadirkan narasumber Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki; Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi; Peneliti Litbang Kompas Putri Arum; serta pemilik Bearrito Jakarta Alanda Kariza.
Penelitian menemukan bahwa penggerak utama perekonomian selama pandemi adalah pelaku UMKM, utamanya dari kalangan perempuan Gen Z. Menurut penelitian, ekonomi inklusif telah mendorong penyerapan tenaga kerja sebagai karyawan UMKM, antara lain dari latar belakang pengangguran (46,9 persen), lulusan baru (33,7 persen), dan korban PHK (10,1 persen).
Sementara itu, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan bahwa perempuan memiliki dua keunggulan, yaitu mampu dan memiliki daya juang tinggi. Tidak heran jika perempuan memiliki pertumbuhan omzet hingga tiga kali lebih besar. Hal ini menjadi penggerak ekonomi yang mengagumkan. Namun, tentu saja hal ini dapat dicapai dengan adanya dukungan teknologi dan proses digitalisasi usaha.
Dalam hasil riset Litbang Kompas terungkap, UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan hasil riset ditemukan bahwa pelaku UMKM, perempuan Generasi Z (17-25 tahun) memiliki pertumbuhan omzet tertinggi selama pandemi, sebesar 13 persen.
Pesatnya pengembangan sektor UMKM nasional ini juga didukung digitalisasi masif dengan kemudahan yang ditawarkan platform teknologi seperti Grab, sesuai data Kementerian Koperasi dan UKM yang menyebutkan 19 juta UMKM telah terhubung dalam ekosistem digital. Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengakui bahwa UMKM ini adalah the power of emak-emak karena sebagian besar pelaku UMKM adalah perempuan.
Seperti ditegaskan Alanda Kariza, pemilik Bearrito Jakarta, digitalisasi pada saat pandemi memungkinkan perempuan menjalankan peran secara bersamaan, seperti terlihat dari hasil riset Litbang Kompas. “Sambil jualan bisa tetap di rumah, sehingga bisa menemani anak,” ujarnya.
*Artikel ini merupakan hasil liputan event publikasi riset Litbang Kompas