Matahari mulai meninggi. Sinarnya sedikit meredam udara dingin Kota Boston di Massachusetts, Amerika Serikat, yang mencapai 0 derajat celsius. Telpon tiba-tiba berdering di meja seorang pegawai bagian Sumber Daya Manusia (Human Resources) kantor Bane&Ox, perusahaan jasa layanan keuangan.
Telepon yang tidak terduga karena menanyakan kabar adanya serangan siber (cyber attack) yang menyerang perusahaan tersebut. Sang pegawai kelabakan, berusaha mencerna pertanyaan yang bertubi-tubi. Ia menduga pertanyaan itu dari seorang wartawan yang mencari konfirmasi.
Tidak ada orang di bagiannya yang bisa ia mintai tolong. Mereka sama-sama tidak paham yang ditanyakan. Dengan sedikit diplomatis, ia meminta waktu mencari orang yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sambungan telepon pun berakhir.
Tak lama, suara dering telepon memecah keheningan di bagian Legal (Hukum). Seorang nasabah bank mengeluhkan kartu ATM-nya yang tidak bisa digunakan di mesin ATM.
Sang penelepon menanyakan kendala dengan mesin ATM, yang sulit dipahami sang pegawai bidang Hukum tersebut. Setelah susah payah, akhirnya telepon diakhiri dengan janji mencarikan solusi permasalahan.
Begitulah sepenggal suasana simulasi di ruang IBM X-Force Command Center yang dipandu oleh Jennifer L Szatulski, Senior Security Architect and Executive Advisor di IBM Security X Force Cyber Range di Boston, AS, pada akhir Januari 2023.
Peserta simulasi, yakni para wartawan dan influencer dari Asia Tenggara, Korea, Australia, dan Selandia Baru diajak merasakan suasana yang kacau dan menegangkan. Dering telepon datang bertubi-tubi dari beragam orang dengan berbagai keluhannya.