Pertempuran Memanas di Daerah Terpadat

Di Jawa Barat, daerah berpenduduk terbanyak di Indonesia, pertarungan melawan Covid-19 kian panas. Para dokter dan tenaga medis pun berjibaku menyelamatkan jiwa-jiwa yang terancam.

Tati Sudiarti rela terpisah lebih dari dua pekan dengan Thafana Nadhira Futri, bayinya yang berusia 1 bulan. Dokter spesialis paru di Rumah Sakit (RS) Paru Sidawangi ini harus berjuang melawan Covid-19 yang menewaskan ratusan warga Indonesia.

”Saat hendak menangani penyakit Covid-19, saya agak shock. Bukan memikirkan diri sendiri, tetapi keluarga. Saya khawatir nanti membawa pulang virus ke rumah karena sudah kontak dengan pasien,” ujar Tati saat ditemui di RS Paru Sidawangi, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

kompas/abdullah fikri ashri
Perawat berjaga di depan Poliklinik Paru RS Paru Sidawangi di perbatasan Kabupaten Cirebon – Kuningan, Jawa Barat, Jumat (17/4/2020). Mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri untuk mengantisipasi penularan Covid-19.

Rumah sakit yang dibangun pada masa kolonial ini sebenarnya untuk menangani pasien tuberkulosis, penyakit menular yang juga menelan banyak korban jiwa. Kini, ketika jumlah kasus Covid-19 meningkat, rumah sakit ini bersama 33 rumah sakit lain ditunjuk sebagai rujukan lini kedua pasien Covid-19 di Jabar. Mengetahui ini, perasaan seluruh paramedis, termasuk Tati, tak karuan.

Apalagi, penyakit yang menjadi pandemi ini merupakan hal baru. Belum ada obat dan vaksinnya. Tuberkulosis yang biasa mereka tangani memang menular dan menelan banyak korban jiwa, tetapi dalam jangka waktu tahunan. Sementara Covid-19 dapat dengan cepat membunuh dalam hitungan hari.

Akan tetapi tugas tak dapat ditolak. Dia termasuk satu dari dua dokter paru yang beroperasi di rumah sakit saat ini. Selama bertugas di tim, Tati harus meninggalkan keluarga dan tinggal di mes yang ada di kompleks rumah sakit selama dua pekan.

kompas/abdullah fikri ashri
Perawat beristirahat di ruang pemantauan pasien Covid-19 di RS Paru Sidawangi, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (17/4/2020). Rumah sakit menurunkan tiga tim penanganan pasien Covid-19. Masing-masing berisi 10 perawat dan dokter spesialis paru.

Seusai bertugas, ia belum berani menemui keluarga sehingga pulang ke rumahnya yang lain di Sindang, Kabupaten Indramayu, atau sekitar 68 kilometer dari rumah sakit. Asupan air susu ibu kepada bayinya, Thafana, untuk sementara berhenti. Keluarga menjaga anak pertamanya itu.