Petani Milenial, Olah ”Sampah” Menjadi Karya Berharga

Banyak hasil alam di selatan Jawa Barat awalnya dianggap ”sampah” dan tidak bernilai ekonomi. Di tangan sebagian anak muda, hasil alam tersebut memberikan manfaat tidak terduga.

Di tangan Ahmad Jamaludin (38), misalnya, potensi ekonomi gula aren lebih dari sekadar ekonomi. Usaha warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, itu ikut mencerdaskan kehidupan warga sekitarnya.

Geliat produksi yang dilakukan Ahmad tidak sedikit. Dalam sebulan, dihasilkan 1.000 sapu ijuk dan 2.000 sapu lidi. Dia dibantu 14 orang menjalankan bisnisnya dari rumah yang berjarak 150 kilometer atau lima jam perjalanan dari pusat Kota Bandung.

”Sebenarnya kami bisa membuat puluhan ribu sapu. Kami juga bisa merekrut ratusan pekerja. Namun, permintaan sapu belum sebanyak itu. Saya percaya suatu saat pasti ada jalan,” kata Ahmad, Kamis (25/5/2023).

Kompas/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Seorang warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merajut ijuk menjadi sapu, Kamis (25/5/2023).

Keinginan Ahmad bukan tanpa alasan. Dia melihat banyak orang di desanya masih jauh dari sejahtera. Tidak hanya berpenghasilan minim, sebagian terjerat utang pada rentenir. Saat itu terjadi, hidup warga ujungnya dihabiskan untuk membayar cicilan dan bunganya.

”Saya prihatin melihat warga yang dikejar-kejar rentenir. Jadi, saat permintaan sapu mulai meningkat, saya pun mempekerjakan warga sedikit demi sedikit,” ujar Ahmad.

Usaha pengolahan ijuk ini Ahmad lakoni setelah memutuskan berhenti bekerja sebagai guru di tahun 2014. Semua dilakukan demi mencari alternatif pekerjaan yang bisa melibatkan banyak warga.

Sari (30), warga Jayagiri, adalah salah satu korban jahatnya praktik rentenir. Minim ilmu literasi keuangan, ia terpaksa meminjam sekitar Rp 1 juta untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah diteror setiap minggu untuk melunasinya, dia harus membayar utang sekaligus bunganya yang mencapai lebih dari Rp 2 juta.

”Susah payah saya membayarnya. Untungnya, ada pekerjaan dari Kang Ahmad. Seminggu bisa dapat Rp 50.000 untuk 50 sapu. Kalau sebulan, bisa 200-250 sapu. Saya tidak mau lagi terjerat rentenir,” ujarnya.