Piala Gothia, Piala Dunia Remaja yang Terganjal Korona

Piala Gothia 2020 yang menjadi piala dunia bagi remaja harus tertunda karena pandemi Covid-19. Ajang tersebut seharusnya menjadi ajang bersosialisasi dan pembuktian hasil latihan dan kompetisi yang sudah dijalani.

Virus korona yang menyebabkan pandemi Covid-19 telah merusak berbagai sendi kehidupan, termasuk olah raga. Salah satu ajang akbar yang terganjal korona adalah Piala Gothia 2020 di Gothenburg, Swedia. Piala Gothia 2020 seharusnya digelar pada pertengahan Juli ini.

Meskipun tidak termasuk dalam kalender FIFA, Piala Gothia sering disebut sebagai Piala Dunia untuk remaja. Turnamen tersebut diikuti oleh 1.700 tim dari 80 negara. Pada ajang itu, tim putra dan tim putri dipisah dalam kejuaraan berbeda. Setiap tim dimasukkan dalam kategori kelompok umur yang berbeda, dari 11 tahun (U-11) sampai 18 tahun (U-18).

Semua tim dari lima benua mengadu hasil latihan dan hasil pertandingan yang telah mereka jalani di negara masing-masing. Tim yang berlatih dengan baik dan menjalani kompetisi rutin akan terlihat jauh lebih baik dibandingkan dengan tim yang hanya berlatih tanpa mengikuti kompetisi rutin. Tim Liga Kompas Gramedia (LKG) juga selalu mengikuti Piala Gothia dalam sembilan tahun terakhir dan selalu tampil menawan berkat kompetisi yang rutin.

Pada tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya, Piala Gothia selalu diawali dengan acara pembukaan yang meriah di Stadion Ullevi, yang menjadi stadion terbesar di Kota Gothenburg dan pernah menjadi arena Piala Dunia 1958 serta final Piala Eropa 1992, saat Denmark menjadi juara Eropa. Pada acara pembukaan, sebagian peserta biasanya menampilkan baju khas negara masing-masing. Tim LKG juga sering tampil dengan baju adat yang berbeda setiap tahun.

Ajang pembukaan juga dimeriahkan dengan tari-tarian dan pentas musik oleh para penampil dari Swedia dan dari negara-negara tetangganya. Semangat fair play, respect (saling menghormati), dan persahabatan menjadi nilai-nilai utama yang dijunjung dalam pergelaran sepak bola remaja terbesar sedunia itu.

Meskipun berbeda penampilan fisik, warna kulit, jenis kelamin, usia, dan agama, para pemain remaja yang datang dari sejumlah negara itu menunjukkan keinginan untuk berteman satu sama lain. Sebelum pembukaan, mereka berkerumun di luar stadion dan menampilkan tarian kekinian masing-masing yang memikat dengan lucu.

Semangat persahabatan sebenarnya sudah terlihat saat para pemain datang ke asrama. Biasanya tim-tim yang disponsori SKF, perusahaan komponen otomotif dari Swedia, yang menginap di asrama. Asrama tersebut merupakan gedung sekolah yang ruangan kelasnya dikosongkan dan diisi kasur tipis untuk tempat tidur para pemain.