Gulung
Sekitar pertengahan Agustus 2012, berbekal laporan pendahuluan pengamatan sumber daya angin dari Lapan, UPC Renewables dan PT Binatek Energi Terbarukan meneliti potensi angin di Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Kawasan perbukitan ini memiliki rata-rata kecepatan angin lebih dari 6 meter per detik sehingga sangat potensial digunakan sebagai sumber penggerak turbin angin.
PLTB Sidrap
Posisi menara angin di atas bukit makin efektif karena mendapatkan dampak percepatan embusan angin dari bawah ke atas bukit.
Kapal pengirim dari Spanyol berlabuh sebanyak 2 kali, dari China 3 kali, dan dari Cilegon 30 kali. Kapal-kapal ini bersandar di Pelabuhan Penumpang Parepare untuk kemudahan jalur transportasi di darat.
Pelabuhan penumpang disesuaikan konstruksinya untuk mengakomodasi beban dan manuver proses bongkar muat komponen menara angin.
Jembatan penyeberangan orang di dekat rumah dinas Wali Kota Parepare dibongkar atap dan selasarnya.
Proses pemasangan komponen tiap menara angin membutuhkan waktu rata-rata 2 hari, di luar waktu pembuatan pondasi.
Pada akhir 2017 semua menara telah berdiri, namun belum seluruhnya terpasang turbin.
Luas kawasan PLTB sekitar 70 hektar dengan ketinggian bukit antara 200-400 mdpl. Tapak menara tertinggi di Bukit 1.
Rumah generator dan baling-baling dapat berputar menyesuaikan arah embusan angin yang ditangkap oleh wind vane (sensor arah angin) dan anemometer (sensor kecepatan angin).
Baling-baling akan berhenti berputar bila kecepatan angin mencapai 20 meter per detik karena faktor keamanan dan keawetan turbin. Di bawah menara angin sangat terdengar suara yang dihasilkan dari gerakan baling-baling dan raungan generator. Lahan di dekat menara juga akan terpapar oleh panjangnya bayangan menara.
Terdapat lahan pertanian warga di sekitar jalan dan jembatan baru yang dibangun untuk mencapai lokasi PLTB. Pemandangan Kota Parepare dan Teluk Sulawesi terlihat dari atas bukit. Dua bilah baling-baling cadangan diletakkan di dekat kantor pengelola.
Kerabat Kerja