Planet Mars, Rumah Masa Depan Manusia?

Bumi yang semakin panas dan rusak membuat manusia mencari alternatif hunian lain. Planet Mars menjadi tempat paling menjanjikan. Kondisinya yang mirip Bumi membuat manusia terobsesi untuk mengeksplorasi si ”Planet Merah”. Bisakah manusia membuat koloni di sana?

Meski lebih dingin, Mars masih dianggap lebih nyaman ketimbang Venus yang jauh lebih panas karena lebih dekat dengan matahari. Mars hanya 35 persen lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dari Matahari.

Sejauh ini, permukaan Mars tampak seperti gurun pasir berbatu dengan kutub utara dan selatan yang tertutup es sehingga tidak sepenuhnya kering. Kondisi yang kering, dingin, dengan atmosfir tipis tidak menyurutkan ambisi manusia untuk mengeksplorasi planet ini.

Planet yang bisa dilihat dengan mata telanjang ini sudah dikenal manusia sejak ribuan tahun lalu. Orang Yunani Kuno menghubungkannya dengan Dewa Perang Ares karena warnanya yang tampak merah dilihat dari Bumi.

nasa
Montase gambar-gambar planet yang diperoleh Laboratorium Jet Propulsion di Pasadena, California. Dari atas ke bawah adalah Merkurius, Venus, Bumi (dan Bulan), Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Foto masing-masing planet diperoleh dari berbagai wahana luar angkasa milik NASA.

Pengamatan terhadap Mars semakin baik sejak temuan teleskop pada 1610, seperti disebutkan Giles Sparrow dalam bukunya Mars: A New View of The Red Planet (2015). Galileo Galilei telah mengamati ”planet merah” dari balik teleskop yang ditemukannya. Namun, karena masih sangat sederhana, planet itu terlihat masih terlalu kecil. Ia kesulitan mengalami fase Mars seperti Bulan.

Namun, para ilmuwan tidak menyerah. Tahun 1877 saat lintasan Mars paling dekat dengan Bumi, astronom Italia, Giovanni Schiaparelli, berhasil membuat peta Mars lebih detail. Termasuk lusinan jalur di antara area gelap yang kemudian ia sebut kanal (canali). Kanal ini diperkirakan menghubungkan daerah kutub dengan area gelap yang diduga vegetasi hutan.

Penyebutan kanal ini menimbulkan asumsi bahwa kanal itu adalah hasil kecerdasan suatu makhluk. Manusia mulai berfantasi. Bermunculan banyak karya fiksi tentang peradaban di Mars. Salah satu yang populer adalah The War of the World (1897) karya HG Wells yang berkisah tentang invasi pasukan makhluk asing dari Mars karena didorong oleh sumber daya yang berkurang. Planet Mars digambarkan sebagai planet yang sekarat karena musim kering yang panjang.

Petunjuk awal bahwa Mars tidak berpotensi dihuni muncul saat astronom asal AS, William W Campbell, menyempurnakan teknik spektroskopi pada 1894. Ia memanfaatkannya untuk menganalisis sinar Matahari yang terpantul dari planet Mars. Hasilnya, atmosfer Mars tidak banyak mengandung air.