Nama shea butter atau cocoa butter tentu tidak asing lagi dalam dunia kecantikan. Berbeda dengan illipe butter yang belum banyak dikenal. Padahal tekstur, komponen, dan khasiatnya tidak kalah. Illipe butter alias lemak tengkawang yang juga digunakan dalam bidang pangan, memiliki tempat khusus dalam kehidupan masyarakat Dayak. Dalam ritual pengobatan, lemak ini dianggap sebagai medium terbaik untuk menghubungkan diri dengan Sang Pencipta.
Hari Selasa (14/6/2022) siang di salah satu area di hutan adat Pikul di Dusun Melayang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Tutupan hutan di area itu cukup rapat sehingga cahaya matahari hanya mampu menyelinap melalui sela-sela dedaunan. Tak heran jika udara pun terasa sejuk meski matahari sedang bersinar terik.
Damianus Nadu (63), salah satu warga masyarakat adat di dusun itu, kemudian menunjuk ke pohon tengkawang setinggi 13 meter dengan diameter 3 meter. Pohon itu termasuk keluarga Dipterocarpaceae atau meranti-merantian dan menjadi penghuni utama di hutan adat Pikul. Dari tepi jalan utama sebelum masuk hutan saja sudah bisa dijumpai pohon ini.
Selain pohon tengkawang, hutan adat Pikul juga kaya dengan berbagai jenis pepohonan lainnya. Tercatat ada 110 jenis pohon di hutan itu. Akan tetapi, memang, sebanyak 50 persen populasi tumbuhan didominasi oleh pohon tengkawang. Salah satunya sebuah pohon tengkawang yang berusia di atas 300 tahun.
Pohon tengkawang sungguh kaya manfaat. Buahnya diolah secara tradisional menjadi lemak nabati. Lemak tengkawang kerap dipakai dalam ritual pengobatan oleh masyarakat Dayak Bakati’ Rara karena dipercaya sebagai perantara komunikasi antara ”dunia bawah” dan ”dunia atas”. Selain itu, lemak tengkawang juga dimanfaatkan sebagai bahan obat, pangan, hingga kosmetika.
”Tumbuhan ada yang mengandung racun dan sebaliknya ada yang bisa dijadikan obat. Tengkawang termasuk yang bisa dijadikan obat,” ujar Nadu yang memiliki kemampuan dalam pengobatan tradisional. Ia kerap memakai lemak tengkawang dalam ritual pengobatannya.
Dalam khazanah pengobatan tradisional setempat, lemak tengkawang digunakan untuk mengobati sakit sawan, kuning, dan badan pegal-pegal. Cara aplikasinya beragam, antara lain dengan dioleskan ke kening atau belakang tubuh atau sebagai bahan campuran untuk mandi dan minum. Lemak ini digunakan pula sebagai salah satu komponen pembuat kue tumpi’ (kue dari beras) untuk kebutuhan ritual pengobatan.