Saksi Kejayaan Industri Tebu

Sejak masa Hindia Belanda, komoditas hasil pertanian, perkebunan, hingga perikanan Cirebon selalu memikat pasar luar negeri. Dibangunlah jalur rel kereta api untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi hingga ke pusat kota atau pelabuhan. Zaman pun berganti, kondisi Cirebon tak lagi seperti dulu. Meski begitu, Cirebon yang berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini masih memikat sebagai daerah transit.

Di Pelabuhan Cirebon yang berada di pesisir utara Jawa, masih tertera jejak jalur rel kereta yang dulunya digunakan untuk mengangkut hasil pertanian dari pedalaman untuk dibawa kapal-kapal pedagang dari Tiongkok, Arab, dan India. Sayang, jalur relnya sudah tak terlihat utuh lagi.

Selain Cirebon, pelabuhan komoditas ekspor juga terdapat di Semarang. Kedua kota ini berjarak sekitar 230 km. Beragam komoditas ekspor dihasilkan di wilayah sekitar Cirebon dan Semarang, seperti gula, rotan, tembakau, kina, kapas, teh, kopi, dan udang. Jalur rel antara Cirebon dan Semarang semakin memperlancar perdagangan gula lewat kedua kota ini.

Dalam buku Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe (2017), Olivier Johannes Raap menjelaskan, perusahaan swasta Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) pertama kali membangun stasiun pelabuhan Cirebon pada tahun 1897. Kemudian, disusul pembangunan stasiun kedua yang kini disebut Stasiun Cirebon Prujakan pada tahun 1914. Pembangunan ini dilakukan karena letak stasiun pelabuhan dinilai kurang strategis.

arsip kitlv
Pelabuhan Cirebon pada tahun 1930.

 

Semula pembangunan jalur rel diperuntukkan bagi jalur trem atau kereta api ringan yang memiliki kecepatan rendah. Langkah ini merupakan strategi untuk menghemat biaya karena konstruksinya lebih ringan dan stasiun tidak perlu dilengkapi alat pemutar lokomotif.

Dengan berjalannya waktu, antara 1912-1921, pengembangan pun dilakukan seiring meningkatnya jumlah barang dan kebutuhan akan waktu pengiriman yang lebih cepat. Kecepatan maksimal lintasan lantas ditingkatkan menjadi 75 km per jam dari sebelumnya 35 km per jam (kecepatan trem).

Stasiun Cirebon Prujakan terhubung dengan stasiun yang dibangun oleh perusahaan milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS), yang sekarang dikenal sebagai Stasiun Cirebon Kejaksan. Pada tahun 1909, mereka membangun rute Cikampek-Cirebon sepanjang 137 km yang menjadi penghubung Batavia dengan Cirebon. Jalur tersebut selesai dibangun pada tahun 1912 dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal AWF Idenburg.