Sejarah Panjang Hantu Rasisme di Amerika Serikat

Meski perang saudara Amerika Serikat berakhir lebih dari 150 tahun silam (1861-1865), hantu rasisme masih membayangi negeri dengan ekonomi nomor satu di dunia tersebut. Warga kulit berwarna, seperti warga Asia Amerika atau Afrika Amerika, sering menjadi sasaran aksi rasisme.

Beberapa waktu terakhir, media di Amerika Serikat memberitakan tentang penganiayaan fisik terhadap nenek dan kakek Asia di Amerika yang mengakibatkan korban terluka hingga meninggal karena luka berat.

Salah satu kasus terjadi di San Francisco. Seorang kakek Asia berusia 84 tahun dihantam saat berjalan kaki. Dia pun meninggal karena lukanya.

Seorang nenek Asia berusia 65 tahun di kota New York dihantam hingga jatuh oleh seorang pria besar. Penjaga keamanan yang menyaksikan peristiwa tersebut berdiam diri. Si nenek mengalami lebih dari 12 jahitan atas luka-lukanya.

Cerita serupa di kota Seattle, seorang perempuan Amerika keturunan Asia yang bepergian bersama teman prianya dihantam wajahnya oleh seorang penyerang yang menggunakan kaus kaki berisi batu. Giginya rontok dan wajahnya terluka akibat serangan brutal tersebut.

Belum lagi kasus penembakan yang menewaskan delapan orang di Atlanta. Sebanyak enam korban adalah perempuan Asia Amerika.

Lembaga Anti Diskriminasi terhadap warga Asia Amerika (AAPI) mencatat sejak awal pandemi Covid-19 ada lebih dari 4.000 kasus kebencian rasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat. Jenis-jenis diskriminasi itu diantaranya pelecehan verbal mencapai 68,1 persen, pengucilan 20,5 persen, serangan fisik 11 persen, dan pelanggaran hak sipil warga 8,5 persen.