Sensasi Kombucha nan Menyegarkan

Pernahkah Anda mendengar kombucha atau justru sering mengonsumsinya? Beraroma seperti cuka, memiliki sensasi soda (sparkling), asam, dan manis, kira-kira begitulah deskripsinya. Ini bukan jenis minuman baru, keberadaannya diperkirakan sudah ada sejak masa lampau. Selain menyegarkan, minuman fermentasi berbahan teh manis ini juga memiliki manfaat baik untuk kesehatan.

Pertama kali mendengar kata kombucha, persepsi awal yang muncul adalah mengira minuman tersebut merupakan sejenis teh dari Jepang. Ini mengingatkan pada penamaan teh hijau (ocha) atau teh (cha) di restoran Asia. Di beberapa negara, kombucha memiliki penyebutan yang berbeda, di Indonesia disebut jamur dipo atau teh jamur, tea kvass (Rusia), haibao (China), dan kocha kinoko (Jepang). Secara umum, produk minuman ini dikenal kombucha saja.

Kompas/Sarie Febriane
Deretan produk minuman kombucha beraneka rasa yang dijual di sebuah supermarket di Jakarta Selatan, Minggu (22/05/2022).

Penamaan yang berbeda menandakan eksistensi kombucha tersebar luas. Katanya, minuman ini terbentuk dari ketidaksengajaan mendiamkan teh manis di suhu ruang selama beberapa hari. Para peneliti dunia telah mempelajari kombucha lebih dari ratusan tahun. Ada banyak versi dari sejarah awal kemunculan kombucha.

Salah satunya adalah cerita dari China pada masa Dinasti Qin sekitar 221 sebelum Masehi, seperti dikisahkan dalam buku The Big Book of Kombucha: Brewing Flavoring and Enjoying the Health Benefits of Fermented Tea (2016). Kepada para tabib, Kaisar Qin Shi Huang minta dibuatkan ramuan untuk memperpanjang usianya. Mereka membuat teh keabadian atau divine tsche yang terbuat dari suatu jamur. Sejak dulu, masyarakat China memang telah mengenal teknologi fermentasi pada bahan makanan.

Versi lain yang disebutkan dalam buku itu, kombucha diperkirakan berasal dari Manchuria, wilayah China yang berdekatan dengan Rusia, Jepang, dan Korea. Pada 414 Masehi, seorang dokter asal Korea diminta untuk menyembuhkan kaisar Jepang bernama Kaisar In-giyo. Ramuan yang dibuat oleh dokter Komu-ha atau akrab disapa dokter Kombu dianggap mujarab karena berhasil menyembuhkan kaisar. Bisa jadi, penyebutan kombucha berawal dari resep minuman yang dibuat oleh dokter Kombu.

Kompas/Melati Mewangi
Stoples kaca (kiri) diperuntukkan sebagai hotel scoby (symbiotic culture of bacteria and yeast). Tempat itu untuk menampung lembaran-lembaran biofilm dan biang teh dari proses fermentasi sebelumnya. Fungsi lainnya untuk persediaan cadangan scoby. Stoples kaca (kanan) adalah kombucha batch baru.

Sekitar tahun 1200 Masehi, para samurai Jepang membawa perbekalan kombucha di dalam wadah yang terbuat dari kulit. Selama perjalanan, minuman yang diyakini menambah energi itu diisi ulang dengan teh manis.

Masih dalam buku yang sama, penyebaran kombucha dianggap berasal dari Jepang saat terjadi perang antara Rusia dan Jepang di Manchuria bagian Selatan, sekitar tahun 1904 hingga 1905. Wilayah Manchuria yang berbatasan dengan banyak negara menjadi irisan yang menghubungkan kemunculan kombucha di masa lampau. Kala itu, kombucha diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan para tentara di medan perang.