Sejak masih di sekolah menengah atas, LeBron James digadang-gadang dan diramalkan menjadi wajah dan masa depan NBA. LeBron pun langsung mendeklarasikan ikut draft NBA selepas SMA (prep-to-pro), sesuatu yang sekarang dilarang.
Ia kemudian di-draft urutan pertama oleh Cleveland Cavaliers pada 2003. (Sejak 2005, pemain dilarang meloncat langsung selepas sekolah menengah atas ke NBA. Kini, pemain yang ingin mengikuti draft harus berusia 19 tahun dan setidaknya satu tahun setelah lulus dari SMA.) Selama 18 musim setelah itu, LeBron memenuhi ramalan itu dengan menjadi pemain terbaik sebagai wajah liga basket NBA. Ia pun mendapat julukan “King James”.
Lebih dari semua kompetisi olahraga lainnya, bersinar atau redupnya NBA sangat ditentukan oleh para pemain bintangnya. Ada penggemar tim, tetapi lebih banyak lagi yang menonton individu superstar seperti LeBron James. Banyak penggemar basket berhenti peduli tentang Cavaliers setelah sang raja pergi dari klub asal negara bagian Ohio itu.
Setidaknya selama empat dekade terakhir, NBA diuntungkan dengan kehadiran atlet yang memiliki talenta luar biasa yang mampu menopang wajah liga. Para pemain tersebut membuat liga basket ini meraksasa, mengangkat statusnya menjadi olahraga global.
Pada dekade 80-an, ada Magic Johnson dan Larry Bird. Kebintangan keduanya diteruskan oleh Michael Jordan pada era 90-an yang membuat basket NBA kian menjadi mendunia. Pada dekade 2000-an, ada Kobe Bryant. Setelah Kobe meredup, LeBron pun menjadi wajah NBA hingga sekarang.
Pemain kelahiran Akron, Ohio, 30 Desember 1984 itu begitu dominan karena sepanjang kariernya, ia terus tampil dengan performa elite dan jarang cedera. Ia pun merebut empat gelar NBA, 4 MVP (most valuable player/pemain terbaik) reguler, 4 MVP final, dan 18 All-Star.
Namun, sang waktu selalu menang pada akhirnya. LeBron pun menua. Sang raja nantinya harus turun takhta, menyerahkan mahkotanya pada talenta muda.
Cedera mulai sering menghampiri setelah sang raja kian menua. Musim lalu, ia absen lebih dari 20 kali pertandingan (cedera terpanjang dalam kariernya) dan akhirnya gagal membawa Los Angeles Lakers mempertahankan gelar NBA. Meskipun masih menjadi wajah NBA, tanda-tanda menuanya LeBron mulai terlihat.