Sirkuit Mandalika dan Liuk Pesona Sang Putri

Bak putri, liuk sirkuit Mandalika siap memesona dunia. Berlokasi dekat dengan pantai yang elok, menempatkan Mandalika sebagai sirkuit tercantik di dunia, seperti disebutkan akun resmi twitter MotoGP. Ajang pembuktian pun dimulai.

Mandalika kini menjadi perhatian dunia, terutama dengan hadirnya sirkuit balap motor level Grand Prix. Setelah sukses menggelar ajang World Superbike pada November 2021, Mandalika kini bersiap menjadi tuan rumah gelaran MotoGP akhir pekan ini. Keberhasilan penyelenggaraan gelaran ini menjadi pembuktian bahwa Indonesia ”bisa”.

Mandalika ditetapkan sebagai salah satu kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia sejak 2014. Lalu, sejak 2020, pemerintah menetapkannya menjadi satu dari lima destinasi superprioritas yang akan dikembangkan bersama Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi Utara.

Mandalika terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 50 kilometer tenggara Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat. KEK Mandalika mencakup areal seluas 1.035,67 hektar. Kawasan ini menawarkan wisata bahari dengan pesona pantai dan alam bawah laut. Dalam perjalanannya, arah pengembangan Mandalika sebagai destinasi sport tourism, terutama dengan hadirnya Sirkuit Mandalika.

kompas/ismail zakaria
Pantai di kawasan Mandalika dengan pasir putih dan garis pantainya yang elok, menarik perhatian wisatawan lokal. Hadirnya arena sirkuit internasional, akan menambah daya tarik Mandalika di mata wisatawan mancanegara.

Asal-usul nama

Nama Mandalika diambil dari legenda Putri Mandalika. Dikisahkan, ada sebuah kerajaan bernama Tonjang Beru di selatan Pulau Lombok (Kuta) yang dipimpin Raja Tonjang Beru. Ia bepermaisurikan Dewi Seranting.

Rakyat sangat mencintai raja dan permaisuri, termasuk putri mereka yang bernama Mandalika. Putri Mandalika terkenal akan kecantikannya yang memikat hati para pangeran dari kerajaan-kerajaan di Pulau Lombok.

Para pangeran itu berebut mempersunting Mandalika. Namun, banyaknya lamaran membuat Raja Tonjang Beru dan permaisuri, juga Mandalika, kesulitan untuk memilih. Mandalika tidak ingin ada pertumpahan darah.