Sisa Bom Amerika Serikat di Kamboja

Pemerintah Amerika Serikat baru saja menyepakati kerja sama pembersihan sisa bom Perang Vietnam dan ranjau dengan Pemerintah Kerajaan Kamboja. Lebih dari dua juta ton bom dijatuhkan militer AS kala itu. Kini, sisanya masih mengancam nyawa rakyat Kamboja. Sisa bom yang  menjadi warisan kekejian dari negeri adidaya tersebut.

Dalam kajian tentang Perang Vietnam dari Universitas Yale di Amerika Serikat terungkap, jumlah bom yang dijatuhkan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) di Kamboja (1965-1973) lebih dari 2,75 juta ton. Jumlah itu jauh lebih banyak dari bom yang telah dijatuhkan militer AS dan Sekutu selama Perang Dunia II yang ”hanya” dua juta ton..

Steve McCurry
Para biksu sedang berjalan di bawah gerimis di Angkor Wat, Kamboja, 1999.

Secara resmi, pengeboman dari udara terhadap Kamboja dilakukan Amerika Serikat sejak 18 Maret 1969. Laman history.com mencatat, media massa Amerika Serikat, The New York Times, baru mengungkapkan adanya operasi militer terhadap sebuah Negara Netral dalam Perang Vietnam tersebut pada bulan Mei 1969.

Ternyata operasi pengeboman Amerika Serikat terhadap Kamboja sudah berlangsung lebih lama. Taylor Owen dan Ben Kiernan dari pusat kajian genosida Universitas Yale, yang hasil penelitiannya dikutip majalah Walrus edisi Oktober 2006, mengungkapkan fakta tersebut. Sejak 4 Oktober 1965 hingga 15 Agustus 1973 tercatat ada 2.756.941 ton bom yang dijatuhkan dalam 230.516 misi penerbangan (sortie). Dengan catatan, masih ada operasi pengeboman yang datanya belum terungkap.

Jumlah bom yang dijatuhkan tersebut semuanya menimpa negara netral dalam Perang Vietnam, yakni Kamboja dan Laos. Ketika itu pemerintahan Kamboja dipimpin oleh Pangeran Norodom Sihanouk yang dikenal dekat dengan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.

 

Walrus Magazine
Titik-titik sebaran bom (warna merah) yang pernah dijatuhkan militer Amerika Serikat di Kamboja, 1965-1973, berdasarkan penelitian Yale University di Amerika Serikat.

Dalam laman berita Kamboja, KhmerTimes, tanggal 21 Mei 2022, dituliskan satu juta orang Kamboja masih terancam oleh adanya UXO (Unexploded Ordnance) atau bom yang belum meledak di berbagai daerah di Kamboja. Menteri Senior Kamboja Ly Tuch mengatakan, sejak tahun 1979, ranjau darat dan UXO sudah membunuh lebih dari 65.000 rakyat kecil di Kamboja yang umumnya petani miskin.

Satu juta orang Kamboja masih terancam oleh adanya UXO (Unexploded Ordnance) atau bom yang belum meledak di berbagai daerah di Kamboja