Stasiun Semarang Tawang milik maskapai NIS adalah satu dari tiga stasiun utama di Semarang pada awal abad ke-20. Stasiun Semarang Tawang beroperasi pada zaman yang sama dengan Stasiun Poncol milik maskapai CSS dan Stasiun Jurnatan milik maskapai SJS. NIS juga memiliki kantor di gedung Lawang Sewu yang kini menjadi salah satu tetenger Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah.
Dosen Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Tjahjono Rahardjo, yang dihubungi Kamis (2/9/2021) menceritakan, Stasiun Semarang Tawang dibangun untuk perhelatan akbar Koloniaal Tentonstelling atau Expo Kolonial di Kota Semarang tahun 1914.
Stasiun pertama di Hindia Belanda ada di Kota Semarang, yaitu Stasiun Samarang NIS di Kemijen yang dibangun tahun 1860-an.
Ada tiga maskapai kereta api yang membangun atau merenovasi stasiun kereta api seiring perhelatan akbar tersebut. Maskapai NIS membangun Stasiun Semarang Tawang, Maskapai SCS yang melayani jalur Semarang-Cirebon membangun Stasiun Poncol, dan maskapai SJS yang melayani jalur Pati-Juwana memperbaiki Stasiun Jurnatan di kota lama Semarang.
”Kota Semarang memiliki sejarah penting dalam perkeretapian di Nusantara. Stasiun pertama di Hindia Belanda pun ada di Kota Semarang, yaitu Stasiun Samarang NIS di Kemijen yang dibangun tahun 1860-an dengan jalur pertama kereta api Semarang-Tanggung beroperasi tahun 1867 sejauh 25 km. Jalur tersebut membentang dari Semarang ke arah Purwodadi. Ini bagian dari jalur kereta Pelabuhan Semarang ke wilayah Vorstenlanden atau Kerajaan Mataram di Surakarta dan Yogyakarta, tempat investor perkebunan Eropa menanamkan modal di bidang agrobisnis dan pabrik gula,” papar Tjahjono Rahardjo.
Pada medio abad ke-19, keluarga Eropa dan Indo Eropa mengembangkan bermacam-macam bisnis di wilayah Vorstenlanden, mulai dari indigo (zat pewarna biru) hingga pabrik gula. Dalam buku Being Dutch in The Indies, sejarawan Ulbe Bosma dan Remco Raben mencatat munculnya dinasti pengusaha Eropa dan Indo Eropa, seperti DezentjeWeijnschencks, Wieseman, dan Dom.
Pada tahun 1870-an sudah ada empat toko serba ada di Surakarta yang menjual sauerkraut, ham parmesan, hingga keju edam. Pabrik es, mesin pembuat es krim, hingga layanan dokter gigi sudah tersedia di wilayah Vorstenlanden ketika itu. Jalur transportasi Semarang-Vorstenlanden merupakan jalur strategis bagi ekonomi kolonial.
Kota Semarang adalah kota pusat ekonomi Nusantara pada tahun 1800-an hingga sebelum Perang Dunia II. Sementara pusat pemerintahan berada di poros Batavia-Buitenzorg (Bogor). Menurut Tjahjono Rahardjo, kota dan pelabuhan Surabaya baru berkembang pesat menyusul Semarang setelah beroperasinya kapal api atau kapal bermesin uap pada medio 1800-an. Jejak yang tersisa dari stasiun pertama ini adalah Gang Spoor Ban Laan yang terletak tidak jauh dari Jalan Ronggowarsito di dekat Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.
Proyek rel dan stasiun pertama kereta api itu dimulai 17 Juni tahun 1864. Tidak jauh dari gang tersebut, terdapat gedung-gedung eks perkantoran NIS dan fasilitas bengkel kereta api di Tambaksari yang kini terbengkalai.