”Tacik jalan-jalan” yang merasa tinggal di rumah sendiri

Oma Agustin (78) baru dua tahun ini menghuni Panti Wreda Stella Maris, Babakan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Namun, ia sudah merasa panti ini rumahnya sendiri, yang dihuni bersama dengan orangtua lansia lainnya.

”Saya senang ketemu sama oma-oma di sini. Kita bisa menonton TV bareng, makan bareng, doa bareng,” katanya dengan wajah berbinar, saat ditemui akhir April lalu.

Meski kegiatan di panti cukup monoton, seperti makan, olahraga ringan, menonton TV, doa bersama, kemudian tidur, dan terus berulang dari hari ke hari, Agustin merasa panti ini bisa menjadi ”rumah barunya”. Dia merasa langsung sreg dan cocok dengan lingkungan panti wreda ini, saat pertama kali berkunjung untuk menjajaki kemungkinan tinggal di panti ini.

Sebelumnya, Agustin tinggal berdua dengan ibunya di Ciledug, Tangerang, Banten. Setelah ibunya meninggal, keluarga besarnya menyarankan Agustin untuk tinggal di panti demi keamanannya.

Saat masih tinggal bersama ibunya, dia hobi jalan-jalan berburu kuliner. Setiap pagi, dia keluar rumah untuk membeli makanan di pasar atau toko terdekat. Setiap akhir pekan, dia juga punya jadwal rutin berbelanja ke supermarket.

”Saya sampai dijuluki ’Tacik Jalanan’ karena saya suka jalan-jalan,” kata Agustin sambil tertawa.

Hobinya itu masih berlanjut sampai sekarang. Para perawat panti memperbolehkan dia keluar panti untuk sekadar jalan-jalan atau jajan di sekitar panti, asal didampingi perawat atau jalan bersama orangtua lansia lainnya.

 

Kompas/M. Puteri Rosalina
Agustin (78), sedang memimpin doa penutup dalam sebuah acara kunjungan sosal ke Panti Werdha Stella Maris. Ia, salah satu lansia di panti ini yang masih aktif dan mandiri.