TNI Menjawab Tantangan

Era disrupsi sebagai dampak kemajuan teknologi dan informasi niscaya membawa tantangan sekaligus harapan baru dalam menghasilkan taruna dan pimpinan Tentara Nasional Indonesia berkualitas. Generasi Z  menjadi tumpuan sumber daya manusia TNI di masa depan untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Sementara, ancaman perang modern yang bertumpu pada teknologi digital, nuklir biologi kimia dan teknologi jarak jauh juga membutuhkan komandan-komandan TNI yang inovatif, kreatif, dan berwawasan global.

Kompas/Heru Sri Kumoro
Pedagang kopi keliling melintas di dekat kendaraan taktis Anoa yang dipamerkan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (4/10/2021). Anoa merupakan alutsista yang diproduksi PT Pindad Indonesia.

Memasuki usianya yang ke-76 pada 5 Oktober 2021, tantangan yang dihadapi TNI dalam menjaga pertahanan dan keamanan nasional di masa sekarang tidaklah sederhana. Tak lagi hanya sekadar tantangan dalam menghadapi ancaman keamanan negara seperti perang. Selain hal itu, tantangan sekaligus peluang tersendiri yaitu dalam membimbing taruna dari generasi Z yang memiliki kondisi fisik, cara pandang, dan kebiasaan yang lumayan berbeda dengan generasi sebelumnya sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan informasi.

Generasi Z yang lahir setelah tahun 2000 ini akrab dengan teknologi informasi. Mereka juga kritis dan memiliki pengetahuan yang luas karena didukung kemudahan teknologi dalam memperoleh informasi. Hal ini diakui para gubernur baik Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), dan Akademi Angkatan Udara (AAU). Lulus dari SMA, usai pendidikan Candradimuka selama tiga bulan, para taruna – sebutan untuk siswa akademi – akan menempuh pendidikan hingga empat tahun berikutnya.

“Umumnya mereka lebih cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan alat-alat berbau teknologi mereka lebih familiar,” kata Gubenur Akmil Mayjen Candra Wijaya, akhir September lalu.

KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pasukan TNI AU berada diatas kendaraan taktis APC Turangga yang dipajang di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/10/2021). Sebanyak 112 alat utama sistem persenjataan TNI di gelar di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara dalam rangka upacara peringatan HUT Ke-76 TNI.

Candra yang lulus Akmil tahun 1991 mengatakan, pada masa ia menjadi taruna, tidak ada yang berani bertanya. Namun, kini para dosen di Akmil harus siap menjawab pertanyaan, misalnya kenapa harus latihan panjat tebing, internet mati usai pukul 23.00, dan telepon genggam yang hanya boleh dipegang taruna di akhir pekan. “Tidak ada hape, mereka juga kan bisa komunikasi pakai laptop, jadi pelatih harus awasi terus,” kata Candra.

Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Mayor Jenderal (Mar) Nur Alamsyah mengatakan, untuk menghadapi generasi Z ini, AAL menyesuaikan diri. Cara berpikir dan bertindak para taruna ini berbeda dengan para pendidiknya. Kefasihan mereka pada teknologi sejalan dengan perang di masa depan yang dalam operasinya lebih padat teknologi. Hal ini tentunya berpengaruh pada bagaimana kemudian para calon perwira ini nantinya akan berhadapan dengan pengambilan keputusan yang kompleks.

“Kami yang menyesuaikan diri. Selalu berupaya untuk menjadi guru, bapak, dan teman sekaligus sehingga kami dapat menyelami alam pikir mereka dan bisa berbagi hal-hal yang berkaitan dengan ksatrian dan heroisme,” cerita Nur Alamsyah saat ditemui di AAL, Surabaya.