Toleransi dari “Perut” Masjid Agung Sheikh Zayed

Tidak seperti kebanyakan masjid lainnya, Masjid Agung Sheikh Zayed terbuka bagi semua umat. Siapa pun boleh masuk dan mengagumi keindahan serta kemegahannya. Sejak pembangunannya selesai pada 2007, dengan segera masjid ini menjadi ikon kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Dengan demikian, tidak lengkap rasanya jika tidak ke masjid ini saat berkunjung ke Abu Dhabi. Masjid Agung Sheikh Zayed atau Grand Mosque Sheikh Zayed yang dibangun dalam waktu 12 tahun ini, bebas dikunjungi pemeluk dari agama dan kepercayaan apa pun.

Oleh pendirinya, Masjid Agung Sheikh Zayed dibangun sebagai simbol toleransi dan hormat yang memberi peluang berbagai budaya saling memahami. Pengunjung boleh datang sepanjang berpakaian sopan sesuai aturan. Perjalanan toleransi akan dimulai dari ”perut” masjid.

kompas/sri rejeki
Masjid Agung Sheikh Zayed atau Sheikh Zayed Grand Mosque yang menjadi ikon di kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Selasa (8/11/2022).

Sebuah papan bertuliskan ”Tolerance Path” menyambut pengunjung yang hendak membuktikan dengan mata kepala sendiri bangunan yang disebut sebagai salah satu masjid terindah di dunia itu. Tak heran, jika masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Abu Dhabi.

Bagan bawah masjid adalah shopping mall (Souq Al Jami’). Pengunjung akan melewatinya sebelum mulai mengeksplorasi bangunan masjid. Jalur menuju shopping mall suasananya seperti berada di bandara saat penumpang hendak menuju ke pintu masuk pesawat.

kompas/sri rejeki
Tulisan “Tolerance Path” menyambut pengunjung di lantai ground floor Masjid Agung Sheikh Zayed, Abu Dhabi, UEA, Selasa (8/11/2022). Masjid ini boleh dikunjungi oleh umat dari semua agama dan kepercayaan.

Setelah itu, pengunjung akan bertemu deretan toko sebelum akhirnya meniti eskalator dan muncul di bagian samping masjid. Aneka suvenir dijajakan di pusat belanja ini. Ada pula kafe dan restoran.

Di puncak eskalator, pengunjung yang muncul dari lantai bawah tanah, seakan keluar dari “perut” masjid.