Untung Rugi Punya Kendaraan Listrik

Transisi ke kendaraan listrik dapat menghemat pengeluaran rumah tangga Indonesia. Hanya saja, harga kendaraan listrik yang relatif masih mahal dan sumber energi yang kotor dapat mengurangi potensi penghematan pengeluaran masyarakat dan penurunan emisi karbon yang dijanjikan kendaraan listrik.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2021, median konsumsi bahan bakar minyak (BBM) per bulan rumah tangga yang memiliki sepeda motor adalah Rp 164.000, sedangkan rumah tangga yang memiliki sepeda motor dan mobil Rp 574.000 per bulan.

Jika rumah tangga ini mengganti kendaraan BBM-nya menjadi kendaraan listrik, maka pengeluaran listrik mereka diperkirakan hanya meningkat Rp 34.817 dan Rp 166.342 per bulan. Artinya, ada penghematan sebesar Rp 129.183 per bulan untuk rumah tangga bersepeda motor, dan Rp 407.658 untuk rumah tangga yang memiliki sepeda motor dan mobil. Total penghematan yang didapatkan oleh 60,4 juta rumah tangga yang memiliki kendaraan BBM, bisa mencapai Rp 146,9 triliun.

Meski demikian, tingkat adopsi kendaraan listrik masih rendah akibat harganya yang masih lebih mahal dibanding kendaraan berbahan bakar minyak. Analisis Kompas terhadap 15 jenis sepeda motor dan 69 jenis mobil di bawah harga Rp 1 miliar, menunjukkan rata-rata harga jual kendaraan listrik relatif lebih mahal ketimbang kendaraan BBM.

Harga sepeda motor listrik lebih mahal sekitar 11 persen atau Rp 2,9 juta ketimbang sepeda motor BBM. Sementara itu, mobil listrik memiliki harga rata-rata Rp 617,5 juta. Ini lebih mahal 47 persen (Rp 198 juta) dari rata-rata harga mobil BBM di angka Rp 419,9 juta.

Kompas/Riza Fathoni
Pengunjung menguji kendara produk sepeda motor listrik dalam pameran Indonesia Electric Motor Show 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Dalam periode penggunaan selama lima tahun atau sekitar 100.000 kilometer, biaya operasional mobil listrik yang terdiri dari perawatan, energi, serta pajak, secara rata-rata membutuhkan biaya Rp 23 juta. Ini lebih rendah sekitar 76 persen ketimbang biaya operasional mobil BBM konvensional yang mencapai Rp 97 juta selama lima tahun.

Penggunaan mobil listrik dapat memberikan penghematan ongkos energi sekitar Rp 74 juta. Namun keunggulan itu akan terhapus dengan biaya investasi awal mobil listrik rata-rata yang masih Rp 198 juta lebih mahal. Sehingga, ini membuat biaya kepemilikan total atau total cost of ownership (TCO) mobil listrik selama 5 tahun masih 24 persen lebih mahal ketimbang mobil BBM.

Di sisi lain, sepeda motor listrik diyakini telah mencapai tingkat keekonomisan yang menyaingi sepeda motor BBM. Biaya kepemilikan sepeda motor listrik adalah sekitar Rp 32 juta. Ini sudah lebih rendah ketimbang TCO sepeda motor BBM yang dapat mencapai Rp 39 juta.

Operasional motor listrik lebih hemat karena hanya meliputi biaya listrik untuk mengisi baterai dan biaya perawatan motor yang lebih murah 30 persen dibanding motor konvensional.