Warteg Tempat Makan Sejuta Umat

Warung Tegal atau warteg adalah jenis usaha yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Sebutan warteg seolah menjadi nama generik untuk warung makan kelas menengah ke bawah.

Warung Tegal atau warteg adalah jenis usaha yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Sebutan warteg seolah menjadi nama generik untuk warung makan kelas menengah ke bawah. Sementara di Tegal justru tidak dikenal adanya sebutan warteg.

Pada 1950-an, sejumlah penduduk dari Tegal bermigrasi ke Jakarta untuk terlibat dalam pembangunan kota. Beberapa di antaranya membuka warung makan bagi para pekerja pembangunan. Pada kemudian hari, warteg berkembang pendapatannya hingga mampu menyumbang ekonomi di tempat asalnya.

 

Meski menu makanan yang disajikan hampir sama, warteg sudah berkembang menjadi budaya populer. Terdapat puluhan ribu warteg dari sejumlah wadah koperasi pengelola warteg yang tersebar di Jabodetabek, di antaranya melalui skema waralaba. Makanan murah yang dulunya untuk rakyat kecil sekarang menjadi makanan yang disukai semua kalangan.

Gambaran Umum Suasana Warteg

Pada umumnya nasi dan lauk diracik pihak warteg, tetapi ada juga warteg dengan model prasmanan. Warteg dikenal dengan porsinya yang melimpah, biasanya akan diberi pilihan, nasi satu porsi atau setengah porsi. Pengunjung warteg akan melihat makanan di etalase kaca dan menunjuk makanan yang diinginkan. Selain etalase kaca tertutup, ada yang memakai etalase kaca geser sehingga pembeli bisa mengambil makanan sendiri, misalnya gorengan yang diletakkan di dalam etalase.Biasanya terdapat plastik berisi air yang digantung. Air membiaskan cahaya sehingga menyilaukan lalat dan menjauh dari makanan. Air minum gratis diberikan pilihan, air putih atau teh tanpa gula. Minuman berbayar, seperti teh manis atau sirup, diberi tanda sedotan di gelasnya.

Meskipun ada yang memakai mesin penghitung, sebagian besar penghitungan pembayaran dilakukan secara manual dengan mengingat, berapa pun jumlah makanan dan minumannya. Beberapa warteg juga menerapkan pembayaran non-tunai, misalnya melalui dompet digital.