Zinedine Zidane, Sang Dirigen Trofi Juara

Zinedine Zidane adalah seorang dirigen ”grup orkestra”, di mana pun ia berada, termasuk ketika menangani Real Madrid. Sikap kalem dan rendah hati menjadi ramuan spesial untuk menikmati sentuhan magis Zidane.

Selama 17 tahun aktif sebagai pesepak bola, Zinedine Zidane telah merengkuh seluruh trofi mayor yang diidamkan setiap pemain. Piala Dunia, Piala Eropa, Liga Champions Eropa, hingga juara liga telah dirasakan oleh Zidane. Di level individu, Zidane juga pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia versi FIFA dan Ballon d’Or.

Zidane memulai karier bersama Cannes pada musim 1989 hingga 1992. Setelah itu, ia hijrah ke Bordeaux. Bermain bersama ”Los Girondins”, julukan Bordeaux, hingga 1996, Zidane meraih gelar perdananya, yaitu Piala Intertoto pada musim 1994/1995. Mulai saat itu, Zidane mulai menarik sejumlah pemandu bakat tim besar Eropa, salah satunya Juventus.

Pada musim panas 1996, Zidane resmi hijrah ke Italia dan menjadi ”jenderal” lapangan tengah ”Si Nyonya Besar” hingga 2001. Ketika bermain untuk Juventus, Zidane meraih hampir seluruh trofi yang diinginkan oleh setiap pesepak bola. Ia meraih dua trofi juara Liga Italia, satu kali memenangi Piala Dunia Antarklub, dan Piala Super Eropa. Praktis, hanya trofi Liga Champions yang gagal diraih.  Ketika masih berseragam ”Si Putih Hitam”, Zidane juga mempersembahkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 untuk tim nasional Perancis.

Tak ayal, Marcello Lippi, pelatih Juventus periode 1994-1999, tidak ragu menyebut Zidane sebagai pemain terbaik di dunia pada akhir 1990-an hingga dekade awal 2000-an.

”Sebagai pelatih, Anda tidak perlu menginstruksikan suatu strategi khusus kepada Zidane. Dia akan melakukan sesuai yang diharapkan. Saya merasa terhormat pernah menjadi manajernya,” ucap Lippi dalam sebuah wawancara pada 2006.

Berbagai capaian luar biasa bersama Juventus membuat Real Madrid bersedia membayar 77,5 juta euro (Rp 1,31 triliun) untuk menebus Zidane pada 2001. Jumlah itu merupakan rekor transfer tertinggi di dunia pada awal abad ke-21. Sentuhan magis Zidane berlanjut di Spanyol. Selain memenangi liga, Zidane juga mempersembahkan satu trofi mayor yang belum pernah ia raih sebelumnya, yakni Liga Champions. Di final musim 2001/2002, Zidane mencetak gol ikonik lewat sepakan voli yang mengunci kemenangan 2-1 ”Los Blancos” atas Bayer Leverkusen di Stadion Hampden Park, Glasgow, Skotlandia.

Meski begitu, Zidane menutup karier fenomenalnya dengan sebuah insiden terburuk di partai final Piala Dunia 2006. Zidane menerima kartu merah setelah menanduk dada bek Italia, Marco Materazzi. Tim nasional Perancis pun kalah di laga itu dan Zidane hanya bisa menyaksikan Italia mengangkat trofi Piala Dunia.