Bertahun-tahun, Kompas pernah tidak berubah. ”Why change when you are the market leader”, demikian pendapat seorang konsultan tersohor. Apalagi, ada pendapat yang mengatakan, surat kabar berkualitas pantang berwarna-warni.
Namun sejak 28 Juni 2005, Kompas memutuskan untuk berubah. Mengapa? Karena surat kabar generasi modern industrial bersaing dengan televisi dan bahkan dengan teknologi digital. Dari sisi fisik, Kompas mengecil dari kira-kira 84 sentimeter (jika direntang) menjadi kira-kira 76 sentimeter.
Sejalan dengan itu, diubah jenis-jenis komponen, susunan baru komponen-komponen, dan sekaligus penataan kembali dari segi spasial, sistem ruang, susunan ruang, dan kemasan ruang-ruang di dalamnya.
Dengan begitu, seluruh arsitektur Kompas berubah dengan suatu filosofi dasar di baliknya, yaitu membuat semua lapisan informasi menjadi tampak (visual), gampang dikenal (visible), dan didukung oleh metode jurnalistik postmodern, yaitu visual thinking.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam persaingan multimedia, surat kabar, termasuk Kompas tentunya, juga melihat celah yang tidak mampu dikerjakan televisi. Yakni menyajikan berita yang mengandung kedalaman, kelengkapan, dan keragaman dimensi suatu persoalan. (Daniel Dhakidae)