Jakarta Masa Silam, Si Cantik dari Timur

Jakarta atau dulu lebih dikenal dengan Batavia, selepas paruh kedua abad ke-19 mengukuhkan julukannya sebagai ”Queen of The East” berkat keindahan kota dan perkembangan ekonominya yang pesat.

Seorang pengacara Inggris yang bermukim di British India, JWB Money, ketika berkunjung ke Jawa tahun 1858, mengungkapkan kekagumannya kepada Kota Batavia dan Pulau Jawa yang disebutnya sebagai tempat yang berbahagia. Kesan serupa diungkapkan penjelajah asal Skotlandia, Henry Ogg Forbes, ketika berkunjung pada tahun 1879.

Dalam buku karyanya, Java, or, How to Manage a Colony: Showing a Practical Solution of the Questions Now Affecting British India, Money yang bermukim di Kalkuta bahkan menyebut Batavia sebagai kota yang bersih dan cantik di dunia Timur.

Saat transit di Singapura, Money mencari informasi soal Kota Batavia dan Pulau Jawa. Informasi yang ia peroleh menyebutkan, Jawa diperintah oleh Pemerintah Belanda yang tertutup, monopoli, dan tiran serta dibenci oleh masyarakat setempat karena telah menindas mereka.

”Setiba di Batavia, saya mendapatkan situasi sebaliknya, komunitas pengusaha Inggris, Perancis, dan Jerman berkembang pesat di Batavia, dan masyarakat asli juga terlihat nyaman dan ceria. Masyarakat menengah bawah yang didominasi orang Tionghoa, Jawa, dan Melayu hidup berkecukupan. Namun, memang tidak terlihat orang setempat yang kaya raya seperti komunitas Baboo di Kalkuta,” Money mencatat.

Ia menyebut Batavia sebagai salah satu kota yang terbersih dan tercantik. Wilayah Batavia yang rendah (Batavia bawah), yakni di dekat kanal-kanal yang menampung pasang surut air laut di dekat Pelabuhan Batavia (kini Pelabuhan Sunda Kelapa), yang dulunya kumuh saat itu telah tertata baik.

Wilayah yang dihuni orang-orang Eropa (Batavia atas) berada 2 mil atau 3,5 kilometer dari Batavia bawah. Di sini terdapat hotel-hotel terbaik, istana gubernur jenderal, gedung pertunjukan opera (kini Gedung Kesenian Jakarta), klub (Gedung Harmonie), dan gedung konser. Kanal-kanal yang berada di kawasan ini, aliran airnya jernih dan lancar. Tidak terdengar lagi ada kasus penyakit epidemik, bahkan di wilayah Batavia bawah.