Restrukturisasi yang Menyelamatkan

Tak pernah terbayangkan di benak Anti (35), gara-gara utang Rp 500.000, hidupnya selama bertahun-tahun penuh tekanan, dirundung stres, dan trauma. Anti mengaku selama ini menghindari berutang kepada orang lain, termasuk orangtuanya.

Namun, ketika ia pindah bekerja ke tempat baru pada tahun 2017 dan butuh uang untuk kebutuhan transportasi, ia memutuskan untuk mencari pinjaman. ”Mau kasbon ke kantor malu karena pegawai baru, belum diangkat,” kata Anti saat ditemui di kantornya saat ini di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Senin (6/11/2023).

Ia butuh uang untuk kebutuhan transportasi dari rumah kontrakannya di Depok menuju kantornya saat itu di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Ia sempat mendatangi sebuah bank untuk mengajukan kredit tanpa agunan, tetapi ternyata dimintai berbagai syarat yang tidak bisa ia penuhi, seperti NPWP, surat keterangan kerja, dan pengangkatan karyawan tetap.

Ia kemudian terpikir untuk mencari jawaban di internet. ”Ada enggak, ya, yang bisa minjamin uang dengan mudah. Eh, ternyata ada,” kata Anti, yang saat itu menjadi orangtua tunggal dengan satu anak.

Ia pun mengikuti petunjuk di link tersebut yang membawanya pada aplikasi. Hanya butuh klak-klik dan mengunggah foto KTP dan sampul dalam buku tabungan, dalam waktu 5 menit uang Rp 500.000 cair. Ia memilih tenor dua minggu dari tawaran awal 30 hari. Sesuai kesepakatan di aplikasi, ia harus mengembalikan Rp 675.000. Ia mengakui mencentang kolom syarat dan ketentuan, tetapi tidak membaca isinya.

”Saya pilih dua minggu karena akan segera gajian. Esoknya masuk SMS berbagai tawaran pinjaman,” lanjutnya.

 

Dua minggu berlalu, Anti yang saat itu bergaji Rp 2,7 juta merasa sayang harus menyisihkan uang untuk membayar utang. Ia teringat pada tawaran pinjaman lainnya. Ia pun memutuskan mengambil pinjaman lain untuk membayar utang di pinjaman daring pertama.