Mereka yang Merebut Emas untuk Indonesia
Kembali ke Menu

Mereka yang Merebut Emas untuk IndonesiaBagian 1

Dari 45 negara peserta Asian Games 2018, Indonesia menempati peringkat keempat dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Pencak silat, panjat dinding, bulu tangkis, paralayang, balap sepeda gunung, dayung, sepak takraw, wushu, jetski, angkat besi, karate, tenis, dan taekwondo adalah cabang-cabang yang atletnya berhasil merebut emas.

Mulai
  • Defia
    Rosmaniar

    Taekwondo
  • Lindswell
    Kwok

    Wushu
  • Rungkat C &
    Aldila S

    Tenis
  • Jonatan
    Christie

    Bulu Tangkis
  • Eko Yuli
    Irawan

    Angkat Besi
  • Aries
    Susanti

    Panjat Tebing
  • Kevin S &
    Marcus G

    Bulu Tangkis
  • Tiara
    Andini

    Downhill
  • Rifki
    Arrosyiid

    Karate
  • Jafro
    Megawanto

    Paralayang
  • Khoiful
    Mukhib

    Downhill
  • Aqsa Sutan
    Aswar

    Jet Ski
  • Paralayang
    Beregu

  • Tim Dayung
    LM8+

  • Hanifan Yudani
    Kusumah

    Pencak Silat
  • Baca Juga
    Mereka yang Merebut Emas
    Indonesia: Bagian 2

Defia Rosmaniar

Bogor, 25 Mei 1995

Tinggi: 167cm | Berat: 51kg

Cabang Olahraga:

Taekwondo

Rekam Prestasi:

  • Individual Poomsae Asian Games 2018
  • Team Poomsae Sea Games 2017
  • Team Poomsae Asian Indoor and Martial Arts Games 2017
  • Individual Poomsae Asian Indoor and Martial Arts Games 2017
  • Individual female U-29 Asian Taekwondo Poomsae Championship, Manila 2016
  • Pair mixed Poomsae Asian Championship 2016
  • Pair mixed U-29 di 26th Korea Open Championship 2016
  • Individual female U-30 poomsae Taekwondo World Hanmadang Korea 2016
  • Individual female U-30 poomsae di 1st Bankimon Open Korea 2016
  • Team female U-30 poomsae di 1st Bankimon Open Korea 2016
  • Individual female PON XIX 2016
  • Team female PON XIX 2016
  • Team female senior Kejurnas Mahasiswa, Lombok 2016
  • Individual female senior Kejurnas Mahasiswa, Lombok 2016
  • Individual female U-29 Chunceon Korea Open 2015
  • Pair mixed U-29 Chunceon Korea Open 2015
  • Individual female U-29 Indonesia Open 2015
  • Pair mixed U-29 Indonesia Open 2015

Selengkapnya

Sembunyikan

Defia Menghapus Dahaga Emas

Keberhasilan Defia Rosmaniar merebut emas mengakhiri penantian taekwondo Indonesia selama 32 tahun pada ajang Asian Games. Sejak taekwondo dipertandingkan pada Asian Games Seoul 1986, Indonesia belum pernah merebut medali emas dan Defia menghapus dahaga itu. Sungguh itu buah dari kerja keras dan aneka pengorbanan bagi gadis berusia 23 tahun tersebut.

Sebelum Asian Games 2018, Defia menjalani pemusatan latihan di Korea Selatan sejak Maret 2018. Ia berlatih fisik dan teknik selama 6,5 jam sehari. Pada pertengahan April, Defia mendapat kabar duka. Ayahnya meninggal dunia dan ia hanya bisa pulang tiga hari di Bogor.

Karakter yang kuat dan semangat pantang menyerah membantunya meraih emas pada Kejuaraan Asia, Mei lalu. Di semifinal, dia menempati posisi keenam, tetapi di final dia menjadi juara. Emas dari Defia membuka banjir emas bagi kontingen Indonesia.

Medali emas ini saya persembahkan bagi almarhum ayah saya, bagi ibu, para pelatih, dan seluruh rakyat Indonesia.

Lindswell Kwok

Binjai, 24 September 1991

Tinggi: 161cm | Berat: 53kg

Cabang Olahraga:

Wushu

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018, Jakarta-Palembang
  • Kejuaraan Dunia 2017, Kazan
  • SEA Games 2017, Kuala Lumpur
  • Kejuaraan Dunia 2015, Jakarta
  • Asian Games Incheon 2014, Korea Selatan
  • SEA Games 2013, Naypyidaw
  • Kejuaraan Dunia 2013, Kuala Lumpur
  • SEA Games 2011, Jakarta-Palembang
  • Kejuaraan Dunia 2009, Ontario
  • SEA Games 2009, Laos

Selengkapnya

Sembunyikan

Emas di Puncak Karier

Tekad Lindswell Kwok (26) untuk merebut medali emas Asian Games 2018 terwujud sudah. Prestasi ini menggenapi semua pencapaiannya selama hampir 20 tahun bergelut di dunia wushu dalam suka dan duka. Setelah ini, ia berencana pensiun dan kembali bercengkerama dengan keluarga yang lama ditinggalkannya.

Dengan penuh ketenangan, Lindswell Kwok menaiki podium tertinggi wushu Asian Games 2018 setelah merebut emas di nomor peragaan jurus taijiquan dan taijijian. Ia tersenyum dan tampak sangat percaya diri. Inilah momen pembuktian bahwa ia adalah juara wushu yang paripurna.

Emas Asian Games 2018 melengkapi deretan prestasi Lindswell di sejumlah tingkatan kejuaraan wushu, dari kelas nasional, Asia Tenggara, hingga dunia.

Saya lega, puas, dan senang dengan perolehan emas di Asian Games 2018. Hanya di ajang ini saya belum pernah mendapatkan emas sebelumnya.

Aldila Sutjiadi

Jakarta, 2 Mei 1995

Tinggi: 170cm | Berat: 66kg

Cabang Olahraga:

Tenis Ganda Campuran

Rekam Prestasi:

  • Tunggal Putri PP Women’s Circuit International Tennis 2018
  • Ganda Putri Pelti-Widya Chandra International Tennis 2018
  • Ganda Putri Sea Games 2015
  • Ganda Putri ITF Women's Double 2014

Selengkapnya

Sembunyikan

Christopher Rungkat

Jakarta, 14 Januari 1990

Tinggi: 170cm | Berat: 70kg

Rekam Prestasi:

  • Ganda Campuran Asian Games 2018
  • Ganda Putra RBC Tennis Championship of Dallas 2018
  • Ganda Putra Busan Open Challenger 2018
  • Ganda Putra Indonesia F3 Futures 2018
  • Tunggal Putra Sea Games 2017
  • Ganda Campuran Sea Games 2017
  • Ganda Putra Indonesia F4 Futures 2017
  • Ganda Putra Japan F6 Futures 2017
  • Ganda Putra Lisbon Challenger 2017
  • Ganda Putra Winnetka Challenger 2017
  • Ganda Putra Indonesia F7 Futures 2017
  • Ganda Putra China F5 Futures 2016
  • Ganda Putra Vietnam F1 Futures 2016
  • Ganda Putra Vietnam F2 Futures 2016
  • Ganda Putra Indonesia F2 Futures 2016
  • Tunggal Putra Indonesia F2 Futures 2016
  • Tunggal Putra Indonesia F1 Futures 2016
  • Ganda Putra Indonesia F5 Futures 2016
  • Tunggal Putra Indonesia F1 Futures 2015
  • Tunggal Putra Thailand F5 Futures 2015
  • Ganda Putra Indonesia F2 Futures 2015
  • Ganda Putra Indonesia F3 Futures 2015
  • Ganda Putra Thailand F1 Futures 2015
  • Ganda Putra Thailand F4 Futures 2015
  • Ganda Putra Thailand F6 Futures 2015

Selengkapnya

Sembunyikan

Momentum Kebangkitan

Christopher Rungkat dan Aldila Sutjiadi menghapus dahaga emas Indonesia dari cabang tenis. Sejumlah cabang andalan yang lama tenggelam, akhirnya turut menyumbang medali pada Asian Games 2018, termasuk tenis. Momentum ini harus digunakan untuk memperbaiki pembinaan dan memperbanyak kompetisi.

Satu medali emas dari cabang tenis lewat pasangan ganda campuran, Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi, membuat lagu ”Indonesia Raya” tetap berkumandang setiap hari sejak Asian Games 2018 bergulir pada 18 Agustus. Bagi cabang tenis, ini adalah medali Asian Games pertama yang diraih sejak Asian Games Busan 2002.

Sukses Christo/Aldila di Arena Tenis Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, diraih dengan menumbangkan pasangan Thailand, Sonchat Ratiwatana/Luksika Kumkhum, dengan 6-4, 5-7, dan super tie break 10-7.

Christo merasa bangga dapat mengakhiri paceklik gelar juara Asian Games di cabang tenis Indonesia. Christo berharap kemenangan ini menghidupkan kembali gairah cabang tenis di Indonesia.

Jonatan Christie

Jakarta, 15 September 1997

Tinggi: 179cm | Berat: 79kg

Cabang Olahraga:

Badminton Tunggal Putra

Rekam Prestasi:

  • Tunggal Putra Asian Games, Jakarta-Palembang, Indonesia 2018
  • Beregu Putra Asian Games, Jakarta-Palembang, Indonesia 2018
  • Tunggal Putra BWF World Tour, Auckland, Selandia Baru 2018
  • Beregu Putra Thomas & Uber Cup, Bangkok, Thailand 2018
  • Tunggal Putra BWF World Tour, Bangkok, Thailand 2017
  • Tunggal Putra MetLife BWF World Superseries, Seoul, Korea Selatan 2017
  • Tunggal Putra SEA Games, Kuala Lumpur, Malaysia 2017
  • Beregu Putra SEA Games, Kuala Lumpur, Malaysia 2017
  • Tunggal Putra MetLife BWF World Superseries, Shah Alam, Malaysia 2016
  • Beregu Putra Thomas & Uber Cup, Kunshan, China 2016
  • Beregu Putra TOTAL BWF Sudirman Cup, Dongguan, China 2015
  • Beregu Putra SEA Games Singapura 2015

Selengkapnya

Sembunyikan

Membangun Optimisme Bulu Tangkis

Optimisme besar tim bulu tangkis Insonesia dibangun oleh penampilan Jonatan Christie, yang merebut emas tunggal putra Asian Games 2018 dengan mengalahkan unggulan keempat Chou Tien-chen (Taiwan), 21-18, 20-22, 21-15. Jojo (20), panggilan Jonatan, mengakhiri penantian 12 tahun emas dari tunggal putra, yang terakhir dipersembahkan Taufik Hidayat di Doha 2006.

Ditambah dengan medali perunggu dari Anthony Sinisuka Ginting (21), harapan kebangkitan prestasi di sektor tunggal putra pun menguat. Dalam perjalanan menuju podium, mereka menumbangkan pemain papan atas dunia. Selain Chou di final, Jojo menumbangkan unggulan pertama Shi Yuqi (China) dan unggulan ke-8 Kenta Nishimoto (Jepang).

Adapun Anthony menyingkirkan juara dunia dan unggulan kedua Kento Momota (Jepang) serta juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Chen Long (China), yang menjadi unggulan kelima.

Setelah turun podium, saya bukan juara lagi. Kami, pemain tunggal putra, harus bersiap untuk turnamen berikutnya.

Eko Yuli Irawan

Lampung, 24 Juli 1989

Tinggi: 158cm | Berat: 62kg

Cabang Olahraga:

Angkat Besi

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018 (62 kg)
  • SEA Games 2017 (62 kg)
  • Olimpiade 2016 (62kg)
  • Asian Games 2014 (62kg)
  • Kejuaraan Dunia 2014 (62 kg)
  • SEA Games 2013 (62kg)
  • Olimpiade 2012 (62kg)
  • SEA Games 2011 (62kg)
  • Kejuaraan Dunia 2011 (62 kg)
  • Asian Games 2010 (62kg)
  • SEA Games 2009 (62kg)
  • Kejuaraan Dunia 2009 (62 kg)
  • SEA Games 2007 (56kg)
  • Juara Dunia Junior 2007 (56kg)
  • Olimpiade 2008 (56kg)

Selengkapnya

Sembunyikan

Tua-tua Keladi

Eko Yuli Irawan (29) berhasil membuktikan bahwa usia bukanlah halangan meraih prestasi. Setelah mengukir sejarah dengan meraih tiga medali pada tiga Olimpiade, Eko merebut emas Asian Games 2018. Kini, ia membidik medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Bagi Eko Yuli, medali emas Asian Games merupakan penantian lebih dari delapan tahun.

Tampil perdana di Asian Games Guangzhou 2010 dan Incheon 2014, Eko hanya mampu merebut perunggu. Barulah di hadapan publik Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo yang menyaksikan langsung di Hall A JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (21/8/2018), Eko menunjukkan diri sebagai lifter terbaik Asia.

Keberhasilan Eko menjadi pemuas dahaga tim angkat besi yang rindu medali emas. Sepanjang keikutsertaan Indonesia sejak Asian Games, negeri ini baru mengoleksi 7 perak dan 15 perunggu. Eko berharap ada dukungan nyata pemerintah untuk mengantarnya menuju Olimpiade 2020.

Kami harap ada perhatian lebih serius dari pemerintah untuk atlet angkat besi, terutama terkait nutrisi. Dengan usia tak lagi muda, menurunkan berat badan tidaklah mudah. Perlu penanganan serius untuk nutrisi dan pemulihan tubuh untuk mengantisipasi cedera.

Aries Susanti Rahayu

Grobogan, 21 Maret 1995

Tinggi: 157cm | Berat: 57kg

Cabang Olahraga:

Panjat Tebing Putri

Rekam Prestasi:

  • Speed Relay Putri Asian Games, Jakarta-Palembang 2018
  • Speed Putri Asian Games, Jakarta-Palembang 2018
  • Speed WR Perorangan IFSC World Cup Series Tai’an, China 2018
  • Speed WR IFSC World Cup Series Chongqing, China 2018
  • Speed WR Perorangan Asian Championship, Iran 2017
  • Speed Klasik Kejurnas FPTI Yogyakarta 2017
  • Speed WR Perorangan World Cup Xiamen, China 2017
  • Speed WR Relay Kejurnas FPTI Yogyakarta 2017
  • Speed WR Perorangan Kejurnas FPTI Yogyakarta 2017
  • Speed WR Relay Asian Championship, Iran 2017
  • Speed WR Relay PON Jabar 2016
  • Speed WR Perorangan Pra PON Jabar 2015
  • Speed WR Relay Pra PON Jabar 2015

Selengkapnya

Sembunyikan

Mendaki ke Puncak Dunia

Prestasi Aries Susanti bukanlah kisah Roro Jonggrang ketika Pangeran Bandung Bondowoso yang sakti mandraguna berhasil membuat 1.000 candi hanya dalam semalam. Kiprah Aries menjadi anak kebanggaan bangsa ini penuh lika-liku, ombak pasang surut, onak berduri, turun-naik, jatuh bangun, bahkan berdarah-darah.

Ia rela mengorbankan masa remajanya. Basah kuyup berpeluh setiap hari dan jauh dari keluarga yang disayang.

Lima hari dalam sepekan, ia harus berlatih ekstra keras. Angkat beban adalah menu latihan sehari-hari untuk meningkatkan kekuatan otot alat gerak atas dan bawah. Lari, melompat, dan memanjat adalah pekerjaan rutin. Semua itu harus diulang beberapa kali dalam sehari, tanpa mengeluh. Hasil kerja keras itu kini sudah berbuah manis.

Dulu, waktu kecil di lapangan dekat rumah, ada banyak pohon mahoni yang masih kecil. Saya sering memanjat pohon dan langsung berpindah ke pohon yang lain dari atas. Enggak nyangka sekarang saya masih memanjat juga.

Kevin Sanjaya Sukamuljo

Banyuwangi, 2 Agustus 1995

Tinggi: 171cm | Berat: 59kg

Marcus Fernaldi Gideon

Jakarta, 9 Maret 1991

Tinggi: 168cm | Berat: 70kg

Cabang Olahraga:

Badminton Ganda Putra

Rekam Prestasi:

  • Ganda Putra Asian Games 2018
  • Ganda Putra Indonesia Open 2018
  • Ganda Putra All England Open 2018
  • Ganda Putra India Open 2018
  • Ganda Putra Indonesia Masters 2018
  • Ganda Putra Superseries Final 2017
  • Ganda Putra Hongkong Open 2017
  • Ganda Putra China Open 2017
  • Ganda Putra Japan Open 2017
  • Ganda Putra Malaysia Open 2017
  • Ganda Putra India Open 2018
  • Ganda Putra All England Open 2017
  • Ganda Putra China Open 2016
  • Ganda Putra Australian Badminton Open 2016
  • Ganda Putra India Open 2016
  • Ganda Putra Malaysia Masters 2016

Selengkapnya

Sembunyikan

Tegaskan Dominasi

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menambah medali emas dari bulu tangkis nomor ganda putra setelah memenangi ”perang saudara” di partai final.

Pada perebutan medali emas di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (28/8/2018), Kevin/Marcus mengalahkan rekan senegaranya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, 13-21, 21-18, 24-22.

Berlatih di tempat yang sama, pelatnas bulu tangkis Cipayung, dan dengan pelatih yang sama, Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat, kedua pasangan telah mengetahui karakter permainan masing-masing.

Setelah melalui pertarungan seru dan menghibur, pasangan ganda putra berjulukan ”Minions” ini pun sukses menjadi yang terbaik. Hasil ini melengkapi prestasi Kevin/Marcus yang telah memenangi sejumlah turnamen bergengsi seperti All England dan Indonesia Terbuka.

Medali emas dari Kevin/Marcus ini menegaskan dominasi Indonesia pada nomor ganda putra Asian Games. Dari 15 penyelenggaraan—bulu tangkis dipertandingkan sejak Jakarta 1962—ganda putra Indonesia delapan kali meraih emas, termasuk dalam tiga Asian Games beruntun, di Guangzhou 2010, Incheon 2014, dan Jakarta Palembang 2018.

Markis Kido/Hendra Setiawan meraih emas di Guangzhou, sementara di Incheon, Hendra mendapat emas bersama Mohammad Ahsan.

Tiara Andini Prastika

Semarang , 22 Maret 1996

Tinggi: 165cm | Berat: 55kg

Cabang Olahraga:

Downhill

Rekam Prestasi:

  • Downhill Putri Asian Games 2018, Jakarta-Palembang, Indonesia
  • Asian Continental Championships 2018
  • Indonesian Downhill 2017
  • UCI MTB World Championships 2017

Selengkapnya

Sembunyikan

Tiara Melawan Rasa Sakit

Tiara Andini Prastika tampil di Asian Games 2018 dalam kondisi yang kurang ideal. Jari telunjuk kanannya yang patah saat mengikuti Kejuaraan Asia 2017 masih menyisakan rasa sakit. Juga, terkadang bengkak lagi jika jari tersebut digunakan agak berlebihan. Akan tetapi, Tiara terus menyugesti dirinya untuk menekan semua rasa sakitnya.

Dia fokus melibas trek downhill di Khebun Park, Subang, Jawa Barat. Sebuah medali emas Asian Games 2018 pun dipersembahkan untuk Indonesia. Kekuatan mental Tiara yang ibarat baja memang dipuji para pelatihnya. Meski kerap jatuh dan jari tangannya masih cedera, Tiara bisa memendam traumanya dan bisa tampil lepas, tetapi tetap fokus dan terkontrol.

Tiara mengenal downhill dari coba-coba. Apalagi secara kebetulan tak jauh dari tempat dia tinggal merupakan trek sepeda tempat penyelenggaraan balapan pada 2012. Dengan bekal seadanya, Tiara pun terjun ke perlombaan downhill itu dan ternyata bisa mendapat nomor tiga.

Tahun depan saya lebih tertantang masuk kelompok elite. Saat pertama kali masuk cabang sepeda downhill, saya dilatih almarhum Pak Diro.

Rifki Ardiansyah Arrosyiid

Surabaya, 24 Desember 1997

Tinggi: 167cm | Berat: 60kg

Cabang Olahraga:

Karate Putra

Rekam Prestasi:

  • Asian Games Jakarta-Palembang, Indonesia 2018
  • SEA Games, Kuala lumpur, Malaysia 2017
  • Kejuaraan SEAKF, Semarang, Indonesia 2017
  • Kejuaraan Internal TNI, Indonesia 2017

Selengkapnya

Sembunyikan

Anak Muda Penakluk Raksasa

Rifki Ardiansyah Arrosyiid tetap tenang saat ajakannya untuk berjabat tangan dan berangkulan seusai laga final kumite kelas -60 kilogram Asian Games 2018 ditolak oleh karateka Iran, Amir Mahdizadeh, Minggu (26/8/2018), di Jakarta.

Rifki memilih mengibarkan bendera Merah Putih, menyapa para pendukungnya dan meninggalkan Mahdizadeh yang duduk di atas matras tatami sambil marah-marah.

Mahdizadeh yang merupakan juara dunia dua kali, pada 2012 dan 2016, tidak bisa menerima kenyataan dirinya baru saja dikalahkan oleh karateka muda berusia 20 tahun yang belum memiliki nama di dunia karate internasional.

Apalagi, Mahdizadeh juga merupakan peraih emas di kelas yang sama pada Asian Games Incheon 2014 serta peraih emas di Kejuaraan Asia 2015 dan 2017.

Namun, semua itu tidak cukup untuk mengalahkan Rifki, karateka asal Surabaya. Sepanjang laga, Rifki melawan dengan sengit. Ia tidak gentar pada nama besar Mahdizadeh.

Saya bersikap tenang dan berpikir dengan cepat untuk menentukan kapan dan di mana saya harus menyerang. Riuhnya dukungan penonton membuat saya percaya diri dan berani menghadapi Mahdizadeh yang merupakan juara dunia.

Jafro Megawanto

Malang, 18 Maret 1996

Tinggi: 173cm | Berat: 80kg

Cabang Olahraga:

Paralayang

Rekam Prestasi:

  • Perseorangan, Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) Kazakhstan, 2018
  • Beregu, Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) Kazakhstan, 2018
  • Beregu, Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) Indonesia, 2018
  • Beregu, Final Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) 2018
  • Perseorangan Final Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) 2018
  • Akurasi Beregu Putra, Asian Games 2018
  • Akurasi Perseorangan Putra, Asian Games 2018
  • Perseorangan, Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC), Kanada 2017
  • Beregu, Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC), Kanada 2017
  • Beregu, Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC), Slovenia 2017
  • Beregu, Final Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) 2017

Selengkapnya

Sembunyikan

Jalan Hidup Seorang ”Paraboy”

Prestasi luar biasa diukir Jafro Megawanto di Asian Games 2018. Dia meraih sekaligus dua medali emas dari paralayang nomor akurasi beregu putra dan akurasi perseorangan putra. Keduanya melalui perjuangan yang tidak mudah di tengah perubahan cuaca dan kondisi angin di kawasan Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Jafro yang memiliki banyak perempuan penggemar karena pembawaannya yang sangat ramah dan bersahaja itu memang seorang atlet bermental tangguh. Dia lahir dari keluarga petani sederhana. Kebetulan tidak jauh dari tempat tinggalnya ada tempat berlatih paralayang.

Setiap perlombaan selalu menegangkan dan sama susahnya. Tapi, Alhamdulillah, saya sudah siap dengan kondisi apa pun dan tetap fokus.

Ia biasa menonton dengan terkagum-kagum saat pilot (penerbang) paralayang melakukan penerbangan dari Gunung Banyak, Kota Batu. Untuk bisa mendapatkan uang jajan, Jafro ikut belajar dan kemudian terjun sebagai pelipat parasut atau dikenal dengan sebutan paraboy.

Pekerjaan itu dia tekuni selama dua tahun dengan upah rata-rata hanya Rp 5.000. Belakangan, kesabaran Jafro membantu melipat parasut berbuah manis. Dia ditawari untuk belajar paralayang oleh manajer sebuah klub paralayang di Batu, yang juga pilot andal paralayang untuk nomor lintas alam, Yoshi Pasha.

Khoiful Mukhib

Jepara, 15 Desember 1990

Tinggi: 168cm | Berat: 62kg

Cabang Olahraga:

Downhill Putra

Rekam Prestasi:

  • Asian Games 2018
  • Juara nasional elite putra IDH 2017
  • PON Jawa Barat 2016
  • Juara nasional elite putra IDH 2013
  • Juara nasional elite putra IDH 2012
  • Indonesia Downhill Best Men Elite Rookie of The Year 2011
  • Juara nasional downhill UKDI 2010

Selengkapnya

Sembunyikan

Emas untuk Jabang Bayi

Kehamilan istri dan perkiraan sang jabang bayi yang akan lahir pada September nanti memberikan motivasi sangat kuat kepada Khoiful Mukhib untuk tampil merebut emas di ajang Asian Games 2018. Dengan ketenangan, tetap fokus, serta optimisme yang tinggi, Mukhib berhasil mewujudkan tekadnya itu. Mukhib sesungguhnya bukanlah orang baru di dunia balap sepeda.

Atlet kelahiran Jepara, 15 Desember 1990, itu sejak usia 8 tahun sudah menekuni sepeda BMX karena tertarik melihat aksi para pebalap sepeda BMX. Bersama beberapa teman, dia pun mempelajari sepeda BMX dengan memanfaatkan sirkuit BMX yang ada di kota kelahirannya. Setelah itu, ia mencoba kemampuannya di sejumlah kejuaraan.

Ini berkah dari istri saya yang sedang hamil dan anak saya yang masih di dalam kandungan. Sejak awal saya juga bilang sama diri sendiri, harus bisa emas.

Berawal dari kejuaraan-kejuaraan kecil yang dimenanginya, Mukhib kemudian semakin keranjingan untuk naik podium dan menerima piala. Bakat yang besar serta tekad yang kuat membuat Mukhib bisa mengoleksi sejumlah piala dari banyak kejuaraan yang diikutinya, termasuk emas Asian Games.

Dari BMX, Mukhib kemudian beralih ke downhill. Di nomor downhill, prestasi Mukhib cukup mentereng. Dia menjadi juara nasional kelas elite pada IDH 2012 dan 2013, kemudian dia mengulangi lagi pada 2017

Aqsa Sutan Aswar

Jakarta , 31 Mei 1997

Tinggi: 169cm | Berat: 60kg

Cabang Olahraga:

Jet Ski

Rekam Prestasi:

  • Endurance Runabout Open Asian Games 2018
  • Runabout Limited Asian Games 2018
  • Endurance Runabout Open, Jetski Blowsion World Final 2017
  • Pro-am Runabout Stock, Jetski Blowsion World Final 2017
  • Juara dan gelar “Iron Man”, World Endurance Mark Hahn 2016
  • AquaX 2015
  • US National Title Pro Runabout Limited 2014
  • Pro Asia 2012
  • World Endurance Mark Hahn 2012

Selengkapnya

Sembunyikan

Gejolak Muda Sang Juara

Atlet jetski Aqsa Sutan Aswar dan Aero Sutan Aswar menjatuhkan diri ke laut sesaat setelah finis pada laga final nomor endurance runabout open Asian Games 2018 di Ancol, Jakarta, Minggu (26/8/2018) sore. Masih berpakaian lengkap dengan helm, kakak beradik itu berenang sambil berpelukan, larut dalam keharuan.

Hari itu, Aqsa berhasil merebut emas setelah bertahan memacu jetski selama 35 menit. Pencapaian tersebut membuktikan Aqsa yang baru berusia 21 tahun itu tak hanya berprestasi di luar negeri, tetapi juga digdaya saat bermain di rumah sendiri. Perjalanan kariernya memang lebih banyak dilakukan di luar negeri.

Pasalnya, olahraga jetski kurang populer di Indonesia sehingga penyelenggaraan kejuaraan pun minim.

Aku senang banget bisa menjadi juara setelah gagal di nomor lainnya.

Jafro Megawanto

Batu, 18 Maret 1996

Tinggi: 173cm | Berat: 80kg

Joni Efendi

Batu,7 Desember 1990

Tinggi: 173cm | Berat: 85kg

Roni Pratama

Batu, 11 Januari 1996

Tinggi: 168cm | Berat: 70kg

Aris Apriansyah

Bogor, 15 April 1994

Tinggi: 160cm | Berat: 64kg

Hening Paradigma

Semarang, 24 Juni 1986

Tinggi: 168cm | Berat: 68kg

Selengkapnya

Sembunyikan

Jaya di Udara

Cabang paralayang Asian Games 2018 mempersembahkan dua medali emas, salah satunya dari tim akurasi beregu putra. Sejarah mereka ditorehkan. Untuk pertama kalinya, paralayang dipertandingkan di Asian Games.

Semua berjalan sukses tanpa kendala berarti dan medali emas pun mereka dapat. Tim beregu paralayang terdiri dari Jafro Megawanto, yang juga mempersembahkan emas di nomor individu, Joni Efendi, Aris Apriansyah, Hening Paradigma, dan Roni Pranata.

Wahyu Yudha, Ketua Paralayang Indonesia, mengatakan, pencapaian ini adalah kesempatan langka. Di berbagai kejuaraan paralayang internasional, biasanya selalu ada ronde yang tidak bisa diselenggarakan, terutama akibat gangguan cuaca.

Para pilot alias atlet paralayang pun bahagia. Pelatih kepala paralayang Indonesia, Gendon Subandono, mengatakan hasil positif di Asian Games juga akan mendorong lebih banyak peminat olahraga paralayang.

"Saya juga ingin mengundang anak-anak muda Indonesia di mana pun kalian berada. Ayo, tekuni paralayang. Cabang ini sekarang bisa memberi kehidupan untuk para pilotnya. Di atas semua itu, saat semakin banyak pilot tangguh, kita bisa membangun tim yang kuat," kata Gendon.

Ihram

27 Agustus 1988

Tinggi: 180cm | Berat: 72kg

Ardi Isadi

5 Oktober 1995

Tinggi: 175cm | Berat: 72kg

Ali Button

9 Mei 1998

Tinggi: 176cm | Berat: 72kg

Tanzil Hadid

7 Oktober 1991

Tinggi: 178cm | Berat: 69kg

Muhad Yakin

22 Maret 1988

Tinggi: 183cm | Berat: 70kg

Rio Rizki Darmawan

2 November 2003

Tinggi: 175cm | Berat: 72kg

Ferdiansyah

13 November 1996

Tinggi: 186cm | Berat: 74kg

Jefri Ardianto

16 Januari 1993

Tinggi: 175cm | Berat: 71kg

Ujang Hasbulloh

5 November 1995

Tinggi: 167cm | Berat: 55kg

Selengkapnya

Sembunyikan

Prestasi Emas Terencana

Para pedayung Indonesia menumbuhkan harapan bahwa bangsa bahari ini bisa menjadi salah satu kekuatan besar di cabang rowing Asia. Medali emas rowing nomor LM8+ yang merupakan emas pertama dayung Indonesia sepanjang mengikuti Asian Games layak menjadi tonggak kemajuan olahraga bangsa ini di cabang-cabang Olimpiade, selain angkat besi dan bulu tangkis.

Akhir penantian panjang rowing meraih emas Asian Games juga merupakan buah pembinaan sejak 2011. Selama tujuh tahun menempa para pedayung, akhirnya tim LM8+ meraih medali emas Asian Games 2018 di Danau Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (24/8/2018).

Tim rowing LM8+ yang beranggotakan Ardi Isadi, Ali Buton, Ihram, Tanzil Hadid, Ferdiansyah, Muhad Yakin, Rio R Darmawan, Jefri Ardiant, dan Ujang Hasbulloh sebagai juru mudi meraih emas dengan kerja keras.

Mereka mendapatkan emas bukan hanya sekadar kebetulan atau untung-untungan, melainkan melalui perjuangan keras latihan dan buah pembinaan jangka panjang yang dilakukan bertahun-tahun. Prestasi emas mereka telah direncanakan.

Hanifan Yudani Kusumah

Bandung, 25 Oktober 1997

Tinggi: 165cm | Berat: 59kg

Cabang Olahraga:

Pencak Silat

Rekam Prestasi:

  • Belgia Open 2018
  • Pencak Silat Kelas C Putra Asian Games 2018
  • Malaysia Open 2017
  • Pra Sea Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017
  • Asian Championship, Chungju, Korea, 2017
  • SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017
  • Belgia Open 2017
  • Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016
  • Malaysia Open 2016
  • Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Denpasar, Bali, 2016
  • Malaysia Open 2015

Selengkapnya

Sembunyikan

Silat yang Menyatukan

Berselimut bendera Merah Putih, pesilat Hanifan Yudani Kusumah berlari ke tribune VIP Pedepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8/2018) sore.

Setelah dipastikan menang dalam babak final pencak silat kategori tanding kelas C putra Asian Games 2018, ia segera memeluk Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto secara bergantian.

Namun, siapa sangka, saat masih di pelukan Prabowo, tiba-tiba ia menarik lengan Presiden Joko Widodo, yang memang tengah duduk bersebelahan dengan Prabowo. Ketiganya pun berpelukan erat. Gelanggang pencak silat pun serasa mau runtuh karena riuh rendah teriakan penonton yang menyaksikan adegan tersebut.

Rasa bangga dan haru bercampur jadi satu. Bukan hanya karena emas ke-29 yang dipersembahkan Hanifan bagi Indonesia, tetapi juga berkat keberaniannya menyatukan tokoh nasional yang berseberangan secara politik. Pelukan Hanifan memang hanya lima detik, tetapi ingatan bangsa tidak akan luntur.

Hanifan merasa bahwa masyarakat selama ini terbelah oleh pilihan politik. Dengan penuh percaya diri, ia membuktikan bahwa seluruh perbedaan dan kepentingan bisa bersatu melalui olahraga. Bagi Hanifan, prestasi tertinggi di ajang multicabang tertinggi se-Asia merupakan tantangan yang harus ditaklukkan.

Ia ingin membanggakan sekaligus melampaui pencapaian kedua orangtuanya, dua pesilat nasional yang telah mengharumkan nama bangsa pada masanya. Sang ibu, Dewiyanti Kosasih, merupakan juara di Kejuaraan Dunia Kuala Lumpur, Malaysia (1989), Kejuaraan Dunia Belanda 1991, Kejuaraan Thailand Open 1992, dan SEA Games Singapura 1993. Sementara ayahnya, Dani Wisnu, merupakan juara dunia 1986.

Saya hanya ingin, melalui pencak silat bangsa ini bisa bersatu. Pencak silat adalah budaya bangsa.

Kerabat Kerja

penulis: Kurnia Yunita Rahayu, Adrian Fajriansyah, Kelvin Hianusa ,Korano Nicolash LMS, Rhama Purna Jati, Caesar Alexey, Rakaryan Sukarjaputra | penulis: Prasetyo Eko Prihananto, Syahnan Rangkuti, Yulia Sapthiani, Yulia Sapthiani, Denty Piawai Nastitie, Prasetyo Eko P | litbang: Andreas Yoga P, Rangga Eka Sakti, Yoesep Budianto, Debora Laksmi I, Robertus Mahatma, Yohanes Advent K | penyelaras bahasa: Adi Wiyanto | fotografer: Rakaryan Sukarjaputra, Caesar Alexe, Ferganata Indra R, Rony Ariyanto N, Hendra A Setyawan, ANTARA/Melvinas P | ilustrator: Toto Sihono | infografik: Novan Nugrahadi | desainer & pengembang: Deny Ramanda, Ria Chandra | produser: Septa Inigopatri, Prasetyo Eko P, Haryo Damardon | sumber: Arsip Kompas/INASGOC

Suka dengan tulisan yang Anda baca?

Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.