Bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung, Jakarta kini berkembang menjadi kota megapolitan berpenduduk belasan juta jiwa. Kota yang dulunya bernama Sunda Kalapa ini, tahun 2016 ini genap berusia 489 tahun. Seperti dikutip dari laman jakarta.go.id, laporan awal penjelajah Eropa abad ke-16 menyebutkan, ada sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota di Pajajaran, sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Mereka menyebutnya Kota Sunda Kalapa.
Nama kota itu oleh Fatahillah kemudian diganti menjadi Jayakarta yang artinya "Kota Kemenangan" pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari lahir Kota Jakarta. Namun, orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 kemudian menguasai Jayakarta. Nama kota ini pun diubah menjadi Batavia. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar.
Namun, lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden. Selama masa pendudukan Jepang (1942-1945), nama Batavia diubah lagi menjadi Jakarta. Sejak tahun 1966, Jakarta berkembang menjadi sebuah megapolitan modern.
Melalui liputannya, Kompas sejak pertama kali terbit ikut mewarnai perkembangan Jakarta era modern. Foto-foto jepretan wartawan Kompas menjadi saksi bisu pertumbuhan kota ini. Apakah Anda mengenali foto-foto Kompas berikut ini? Uji seberapa dalam pengetahuan Anda akan Jakarta tempo dulu dengan menebak lokasi foto-foto berikut:
Produser
Prasetyo Eko Prihananto
Johny Teko Gunardi
Fotografer
J Hadi Tjahjaindra
Eko Warjono
Kartono Ryadi
JB Suratno
MJ Kasiyanto
Diah Marsidi
Desainer & Pengembang
Yosef Yudha Wijaya
Pandu Lazuardy
Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.