Binatang ini sempat membuat Wallace kebingungan, apakah termasuk golongan sapi atau kerbau. Dengan ciri khas tanduk runcing dan lurus, anoa terdiri dari dua jenis, yaitu anoa dataran tinggi dan anoa dataran rendah. Anoa hanya ditemukan di Sulawesi.
Ciri utama satwa ini adalah memiliki sepasang taring yang melengkung dan cenderung mengarah ke sepasang matanya. Babirusa hidup berkelompok dan dipimpin oleh penjantan yang terbesar. Binatang ini cukup mudah dijumpai di mata air Adudu di hutan Nantu Gorontalo.
Yaki dikenal juga sebagai monyet hitam Sulawesi karena berbulu hitam legam. Ciri khas lainnya, jambul dan pantat yang berwarna merah. Yaki hidup berkelompok dan dipimpin oleh pejantan alfa yang terkuat dan terbesar. Mereka juga ditemukan di Pulau Bacan, Maluku Utara dan diduga dulunya dibawa dari Sulawesi.
Sesuai namanya, ciri khas utama burung ini adalah warna kuning pada jambulnya. Ia bersarang di dalam lubang pohon dan menyimpan telurnya di sana. Burung ini memakan biji-bijian dan hidup berkelana di hutan primer dan sekunder.
Primata seukuran kepalan tangan ini termasuk kategori nokturnal atau binatang yang aktif di malam hari. Tarsius lebih menyukai pohon jenis Ficus untuk dijadikan sarang. Dengan makanan utama serangga, tarsius bergerak dengan cara melompat, bukan bergelayutan.
Saat melihat pertama kali, AR Wallace menyebut burung ini sebagai "burung surga". Burung endemik Halmahera yang mirip cendrawasih ini bisa dibilang masih misterius. Belum pernah berhasil ditemukan di mana burung ini bersarang dan bertelur.
Dengan tonjolan keras berwarna gelap di atas kepala sebagai ciri khasnya, maleo adalah burung yang unik. Ia menyimpan telurnya di dalam pasir hangat dengan kedalaman sampai 60 sentimeter. Burung ini dikenal cerdik karena ia menggali dua sampai tiga lubang di pasir untuk mengelabui pemangsa telurnya.
Kupu-kupu ekor layang-layang ini bisa dijumpai pada Agustus-Oktober di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Kupu-kupu ini menyukai habitat pinggiran sungai dan mengisap mineral di pasir endapan. Kupu-kupu langka ini banyak ditangkap dan diperdagangkan karena kecantikannya.
Penulis: Aris Prasetyo, Luki Aulia | Ilustrator: Tiurma Clara Jessica, Arie Nugroho, Vania Hefira, Kevin Rifqi Hendrian | Penyelaras Bahasa: Wiwien Mindrasari | Videografer: Lucky Pransiska | Video Editor: Anto Nius Sunardi, Vincentzo Calviny Joski | Fotografer: Luki Aulia, Aris Prasetyo, Iwan Setiyawan, Danu Kusworo, Priyombodo, Heru Sri Kumoro | Web Desainer & Pengembang: Elga Yuda Pranata, Hanasya Shabrina, Deny Ramanda | Produser: Sri Rejeki, Prasetyo Eko Prihananto |
Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.