Imlek, Apakah Harus
Selalu Turun Hujan?

Silahkan ganti orientasi perangkat anda menjadi mode potrait

Laman ini mengandung audio, silahkan nyalakan speaker atau gunakan headset. Klik tombol ”Mute” pada kanan bawah untuk mematikan audio.

Mulai

On

IMLEKApakah Harus Selalu
Turun Hujan?

Akhir pekan ini, tepatnya Jumat, 16 Februari 2018, sebagian warga dunia akan merayakan tahun baru Imlek 2569 Kongzili. Dimulai pada 16 Februari 2018 hingga 4 Februari 2019, warga China dan keturunan Tionghoa di seluruh penjuru dunia akan menjalani Tahun Anjing Tanah.

Kini, mulai terlihat kemeriahan menyambut Imlek di sejumlah tempat. Mayoritas keluarga keturunan Tionghoa sudah membersihkan dan menghias rumah masing-masing, bahkan tempat perbelanjaan seperti mal sudah dipenuhi pernak-pernik khas Imlek.

Imlek atau Sin Cia atau Festival Musim Semi aslinya adalah perayaan petani di China untuk menyambut pergantian musim dingin ke musim semi. Dimulai tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir tanggal 15 bulan pertama.

Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta (Tian), dan perayaan Cap Go Meh sebagai wujud syukur, doa, dan harapan agar tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, menjamu leluhur, dan silaturahim dengan kerabat dan tetangga.

Turunnya hujan bagi sebagian orang adalah prasyarat saat Imlek.
Tahukah Anda makna dari tradisi-tradisi lainnya?

Turun Hujan

Hari Imlek dulu menjadi penanda berakhirnya musim dingin dan dimulainya musim semi. Hari itu dinantikan karena menandai dimulainya masa tanam. Karena itu, jangan heran bila hujan selalu dinanti di hari Imlek.

Bersih-bersih

Pantang untuk bersih-bersih rumah seperti menyapu pada hari Imlek. Konon katanya, nasib baik dan rezeki akan tersapu bersama sampah tersebut. Sampah-sampah lebih baik dipungut dengan tangan. Bersih-bersih sebaiknya dilakukan sebelum hari Imlek.

Pakaian Cerah

Warna cerah seperti merah, oranye, pink melambangkan keceriaan, sedangkan warna hitam dan putih melambangkan kesedihan dan berduka. Pada awal tahun, pantang bersedih karena dikhawatirkan terus terjadi selama tahun itu.

Benda Tajam

Pada hari Imlek, lebih baik tidak menggunakan benda-benda berujung tajam seperti gunting dan pisau karena dapat mencelakakan. Kecelakaan pada hari Imlek dapat menjadi pertanda kesialan yang akan terus datang sepanjang tahun yang baru.

Potong Rambut

Jika potong rambut sebelum Imlek konon katanya rambut yang terpotong itu sebagai tanda kita membuang kesialan pada tahun sebelumnya. Namun, pantang potong rambut ketika atau sesudah Imlek karena malah seolah memangkas rezeki pada tahun itu.

Makan Bubur

Bubur (cair) merupakan makanan untuk orang yang sedang sakit. Sangat pantang memakan bubur pada hari Imlek karena dapat memberikan kesialan atau penyakit di tahun itu. Lebih baik memakan lontong (padat) yang merupakan lawan dari bubur.

Imlek adalah awal dimulainya tahun yang baru. Dengan demikian, apa yang diperbuat dan terjadi di awal tahun baru dipercaya akan berpengaruh pada peruntungan selama setahun penuh. Tidak heran jika ada banyak pantangan.

Walau demikian, beberapa tradisi ataupun pantangan kini mulai ditinggalkan. Ini karena pola pikir generasi muda sudah mulai modern, di sisi lain transfer budaya tidak terjadi dengan baik.

Sejarah Perjalanan Imlek
di Indonesia

1942

1946

1967

2000

2002

Kenapa Imlek Harus Dirayakan?

Hari raya Imlek di Indonesia pertama-tama merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang telah dirayakan turun-temurun di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, seperti Jepang, Korea, Vietnam, dengan latar belakang berbagai agama atau kepercayaan, juga merayakannya.

Bagi umat Khonghucu, Imlek juga merupakan hari besar. Imlek dirayakan sebagaimana halnya Idul Fitri untuk umat Muslim, Natal untuk umat Kristiani, Waisak untuk umat Buddha, Nyepi untuk umat Hindu, dan sebagainya.

Namun, pada umumnya, di Indonesia, Imlek diperingati dengan berkumpul bersama keluarga besar. Hari Imlek juga merupakan saat di mana para anggota keluarga bersilaturahim. Penyelenggaraan pesta kembang api dan tarian barongsai pun demi semakin memeriahkan hari raya Imlek.

Sebelumnya, selama puluhan tahun—tepatnya pada masa Orde Baru—peringatan Imlek tidak boleh dipanggungkan. Warga keturunan Tionghoa tentu saja merayakan Imlek meski tidak dirayakan secara terbuka.

Dirayakannya Imlek memberikan pesan bahwa warga Indonesia keturunan telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Setiap keluarga minimal menggelar doa bersama atau makan bersama, tetapi tidak dirayakan secara besar-besaran. Selama Orde Baru, kesenian seperti barongsai seolah dilupakan meski ada orang-orang yang terus berlatih secara diam-diam. Latihan digelar di halaman tengah rumah-rumah keluarga Tionghoa. Meski keterampilan tersebut terus dilatih, kesenian itu tabu ditampilkan.

Dari sejarah kita tahu, gelombang reformasi yang kemudian membebaskan warga keturunan dari belenggu Orde Baru. Lambat laun, peran politik warga Indonesia keturunan pun dibuka lebar-lebar.

Diakuinya hari Imlek dengan status sebagai hari libur nasional didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2002. Ditetapkannya Keppres tersebut, meneguhkan kembali pesan bahwa warga Indonesia keturunan telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Mengacu dari mana kalender Imlek? Sesepuh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi S Tanuwibowo mengatakan, kalender Imlek atau Kong Zi Lik yang kini digunakan diciptakan oleh Huang Di (nabi ke-4 dalam agama Khonghucu) yang hidup dalam kurun 2695-2598 sebelum Masehi. Nabi Huang Di dikenal sebagai ahli ilmu falak.

Huang Di juga dikenal sebagai raja yang merintis pertanian yang berkembang di daratan antara Sungai Yangtze dan Sungai Hwang He. Huang Di mengajarkan pencetakan tanah sawah dan kepemilikan tanah bagi petani serta petak sawah kolektif yang digunakan untuk pembibitan ataupun lumbung bersama. Penetapan tanggal 1 Imlek adalah awal musim semi.

Kalender Imlek yang digunakan dalam tradisi masyarakat Tionghoa menjadi penanda siklus tahun, ibadah pergantian tahun, dan penanda awal musim bercocok tanam. Pencatatan jatuh bangunnya dinasti juga menggunakan sistem kalender Imlek.

Pilih dan Ketahui Peruntungan Shio Anda di
Tahun Anjing Tanah

Belum tahu shio Anda? Masukkan tahun lahir Anda di sini!

Tikus

Kerbau

Macan

Kelinci

Naga

Ular

Kuda

Kambing

Monyet

Ayam

Anjing

Babi

Shio Tikus (1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008)

Kesehatan:

Waspadai gangguan fungsi ginjal, pendengaran, dan tulang.

Jodoh:

Kedewasaan dan fleksibilitas saat menghadapi perubahan situasi harus disiagakan. Dengan bersikap seperti itu, tidak sulit bagi Anda mendapatkan pasangan baru ataupun mengekalkan hubungan lama.

Karir/Bisnis:

Tahun Anjing Tanah bukan tahun yang berkeselarasan dengan para pebisnis bershio Tikus. Namun, optimalisasi peluang tetap memungkinkan apabila kemampuan matematika bisnis dan logika digunakan dengan dukungan segenap daya.

Apabila kolaborasi antara kemampuan berolah-naluri dan pengalaman dapat diwujudkan, niscaya keberhasilan dapat dicapai. Keberhasilan itu juga dapat memaksimalkan pundi-pundi keberuntungan hingga melampaui perencanaan.

Sebagai karyawan, asalkan kecerdasan dan kebijaksanaan Anda tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu—yang berusaha menghasut dan mengindoktrinasi—kecenderungan salah langkah hingga terjerumus ke dalam kekelaman masalah tidak mungkin terjadi.

Shio Kerbau (1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009)

Kesehatan:

Waspadai gangguan lever dan penyumbatan pembuluh darah.

Jodoh:

Kondisi dunia asmara diramalkan takkan bernuansa terlalu buruk walau shio Kerbau tahun ini sedang dilanda ketidakselarasan (ciong).

Karir/Bisnis:

Pebisnis bershio Kerbau sebaiknya ekstra waspada mengingat kadar ketidakselarasan (ciong) justru hadir sebagai pengganti era sebelumnya (Tahun Ayam Api) yang sangat berkeselarasan. Beban ciong dikhawatirkan kian membelenggu eksistensi karena fenomena Tahun Anjing Tanah cenderung memuncakkan dinamika permasalahan.

Sangat penting untuk senantiasa curiga, terutama terhadap pembangkangan. Kesabaran jangan sampai terspekulasi, jaga kerahasiaan seketat mungkin, hindari perdebatan, dan utamakan bersikap tegas.

Sebagai karyawan, hindari tindakan untuk mengakomodasi hasrat orang atau pihak lain, termasuk kolega ataupun atasan, yang sarat bermuatan negatif. Penting untuk menghindari situasi di mana ”orang lain yang memakan pisang, Anda yang tergelincir kulitnya”.

Shio Macan (1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010)

Kesehatan:

Waspadai gangguan reumatik, radang sendi, dan hipertensi.

Jodoh:

Jika sikap egois tidak pernah merasuk kalbu, tiada masalah yang berpotensi mengurangi keceriaan lajang bershio Macan.

Karir/Bisnis:

Tahun Anjing Tanah merupakan hak milik dari orang yang bershio Macan. Karena itu, sangat keliru apabila tidak memberdayakan seoptimal mungkin kesempatan emas yang kini ada.

Memaksimalkan keberuntungan dapat dengan membuat perencanaan yang jelas, tidak menampilkan sikap ”sok tahu” atau ”sok berkuasa”, dan senantiasa berorientasi pada kemajuan. Dengan demikian, tidak mungkin mengabaikan kesempatan yang bermekaran bagai jamur di musim hujan.

Sebagai karyawan, kreativitas Anda yang dulu sempat tertunda atau ditolak kini berpeluang dilanjutkan dan diajukan kembali. Untuk merintis usaha sendiri, tidak perlu belajar seni kepemimpinan karena pada Tahun Anjing hal itu dapat tumbuh sendiri. Yang terpenting adalah tekad dan niat.

Shio Kelinci (1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011)

Kesehatan:

Walau tidak ada keluhan serius, waspadai gangguan kaki dan otot.

Jodoh:

Bintang jodoh kini jauh lebih benderang nyaris tiada berkabut sama sekali. Namun, mengharapkan kesempurnaan mungkin tidak mungkin. Meski demikian, peluang yang wajar sepantasnya tidak disia-siakan.

Karir/Bisnis:

Dengan berlalunya Tahun Ayam, lenyap pula pengaruh ciong yang sebelumnya terasa membelenggu langkah dan sepak terjang Anda yang bershio Kelinci. Peran kepemimpinan pun harus ditingkatkan bersamaan dengan peningkatan aktivitas untuk mewujudkan kesuksesan.

Walau demikian, harap diingat pentingnya sebuah perencanaan yang ideal jangan sampai diabaikan. Dengan demikian, penyimpangan tidak mungkin terjadi dan sepak terjang pun kian terfokuskan sehingga prestasi dan prestise relatif memuaskan.

Sebagai karyawan, potensi keberhasilan kini sudah kondusif sehingga berprospek mengukir prestasi, baik dalam berkarya, berkinerja, berproduksi, maupun membukukan penghasilan tambahan. Namun, jerat-jerat yang sebelumnya tersembunyi di dalam labirin justru kian masif terselubungkan sehingga membutuhkan kewaspadaan ekstra.

Shio Naga (1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000, 2012)

Kesehatan:

Hindari stres waspadai gangguan pencernaan.

Jodoh:

Pantang terburu nafsu karena yang tampaknya benderang bahkan sangat menjanjikan cenderung mengamuflase aneka keburukan atau kepalsuan.

Karir/Bisnis:

Pebisnis bershio Naga tidak ciong dengan Tahun Anjing Tanah. Ciong pada tahun ini bahkan dengan kadar pertentangan yang sangat besar. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah menanggalkan sifat berwibawa yang berpotensi membubungkan hasrat bersikap megalomania.

Sikap rendah hati juga hendaknya ditindaklanjuti supaya kelak bisnis tidak ”terjun bebas”. Sifat mandiri juga sebaiknya diutamakan daripada terus tergantung.

Sebagai karyawan, jangan mengajukan gagasan atau inovasi murni sebagai aset perusahaan di masa kini karena dapat tidak diapresiasi sebagaimana mestinya. Tahun ini, jangan mendirikan usaha baru, baik yang mandiri maupun dengan mitra.

Shio Ular (1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013)

Kesehatan:

Waspadai gangguan jantung, usus kecil, lambung, dan diabetes.

Jodoh:

Bintang jodoh lajang bershio Ular kini jauh lebih terang benderang pun terasa semakin memberikan harapan. Meski kepalsuan kelak marak di pertengahan tahun, kesejatian tidak kalah banyak pula.

Karir/Bisnis:

Meski shio Ular tidak termasuk dalam kelompok simbol kelahiran yang ciong, untuk memperoleh apresiasi seperti tahun lalu tidak mudah. Harus diperjuangkan dengan energi ekstra. Kendati energi ekstra itu berpotensi menguak berbagai intrik muslihat, pantang untuk ”menelanjangi aib” orang.

Tanpa terkontaminasi, kelenturan Anda dalam bersepak terjang kelak akan mampu mengadopsi karakter bawaan Anjing, yang kelak berkontribusi positif bagi kesuksesan Anda.

Sebagai karyawan, jika ada target progresif yang terlalu spektakuler, sebaiknya ditunda dulu. Atau, setidaknya diupayakan secara bertahap agar kelak tidak ada satu pun kolega atau teman sejawat yang kelak menjadi rival terselubung.

Shio Kuda (1930, 1942, 1954, 1966, 1978, 1990, 2002, 2014)

Kesehatan:

Pada umumnya, tiada gangguan fatalis.

Jodoh:

Meski kepalsuan semakin terselubung, potensi untuk memperoleh jodoh berkesesuaian kian terbuka lapang.

Karir/Bisnis:

Bersamaan dengan prospek dunia bisnis yang cenderung menggeliat baik, potensi pebisnis shio Kuda umumnya diramalkan meningkat. Namun, peningkatan itu patut dicermati agar tidak menciptakan situasi yang kontraproduktif terhadap keterbukaan berbisnis.

Meski tahun ini sangat berkeselarasan, ada hal yang harus dikendalikan. Namun, pengendaliannya bukan pada target ambisinya, melainkan terhadap semangat yang cenderung melampaui batas konsentrasi.

Sebagai karyawan, dengan bertenggang rasa, kemampuan Anda akan bertumbuh kembang. Tahun ini juga tidak ada pantangan untuk memulai bisnis. Rezeki sampingan jangan disia-siakan.

Shio Kambing (1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015)

Kesehatan:

Waspadai hipertensi, gangguan jantung, dan periksa gula darah.

Jodoh:

Mengharapkan kesejatian pada tahun ini tidak berbeda dengan mencari batang jarum di tumpukan jerami sehingga kesabaran sangat diperlukan.

Karir/Bisnis:

Potensi dunia bisnis pada tahun ini memang diramalkan membaik dibandingkan tahun lalu. Namun, keserakahan dapat mengaburkan semua prospek yang sebenarnya bersifat kasatmata.

Sebagai pebisnis, ada baiknya bersikap rendah hati dan defensif. Upaya preventif juga sebaiknya dipersiapkan. Untuk itu, kembangkan dan berdayakan imajinasi agar seiring sejalan dengan kemampuan bermatematika logika dalam menetapkan target bisnis yang seobyektif mungkin.

Sebagai karyawan, ada baiknya jika tidak berpikir progresif, sebaliknya mengutamakan status quo. Meski Anda dapat mengendalikan kelengahan, tindakan melawan arus tidak boleh dilakukan agar eksistensi sebagai karyawan kelak tidak terdegradasi.

Shio Monyet (1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016)

Kesehatan:

Waspadai gangguan lever, empedu, reumatik, dan lambung.

Jodoh:

Bukan semata berhasil dalam berkarya dan berbisnis, lajang bershio Monyet juga tahun ini berhasil dalam perjodohan. Karena itu, jangan bersembunyi bagai ”katak dalam tempurung”.

Karir/Bisnis:

Pebisnis bershio Monyet pada umumnya justru semakin mantap. Mantap ketika berupaya mengukuhkan kembali kesejatian dirinya. Mantap pula ketika berusaha mengikis habis semua sisa kegelisahan.

Era setahun ini, bagi pebisnis shio Monyet berkeselarasan. Jadi, sebaiknya juga mengutamakan aksi bersifat positif, tidak pernah memicu perseteruan, dan senantiasa berkemandirian.

Sebagai karyawan, tidak ada larangan menyampaikan gagasan semaksimal mungkin. Bahkan, ada baiknya penyampaian gagasan itu tidak ditunda. Apabila gagasan itu tidak direspons, jangan berkecil hati karena mungkin penolakan itu langkah awal untuk mendirikan bisnis sendiri.

Shio Ayam (1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017)

Kesehatan:

Bebaskan perasaan tertekan (stres), waspadai gejala hipertensi.

Jodoh:

Bintang perjodohan kini jauh lebih benderang meski tetap harus selektif, ”pantang membeli kucing di dalam karung”.

Karir/Bisnis:

Tanpa siasat khusus pun, kepribadian dan kemandirian pebisnis bershio Ayam akan mantap dengan sendirinya. Hal itu bukan saja karena sirnanya ciong, melainkan juga berkat sumbangsih elemen berunsur tanah. Yang kini berperan sebagai padanan siklus tahun Imlek 2569 terhadap elemen berunsur logam yang sejatinya padanan dasar pebisnis yang lahir pada tahun bershio Ayam.

Namun, meski pebisnis shio Ayam terbuka bagi sepak terjang bernuansa progresif, tidak ada salahnya jika perencanaan terkonsep dengan target ambisi yang berjenjang. Dengan demikian, kepedulian pun tidak mungkin bercabang, tetapi terfokus seobyektif mungkin.

Sebagai karyawan, tanpa keyakinan, ambisi sebesar apa pun mustahil dapat diwujudkan. Padahal, potensi Anda tahun ini sangat terbuka.

Shio Anjing (1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018)

Kesehatan:

Waspadai gangguan jantung, mata, dan usus kecil.

Jodoh:

Meski sedang dilanda ketidakselarasan (ciong), bintang jodoh justru lebih terlihat daripada tahun lalu. Hanya saja, sikap cermat dan selektif harus diberdayakan. Jangan sampai ”pilih-pilih tebu, (tetapi) yang didapat batang berulat”.

Karir/Bisnis:

Walau prospek bisnis pada tahun ini berpotensi agak meningkat, bukan berarti ”perentangan sayap” pantas ditingkatkan. Kini, dibutuhkan upaya menahan diri agar mampu bermanuver pada saat tepat dan berkeselarasan.

Sikap gegabah (seperti penggelontoran dana) pada tahun ini tidak berbeda dengan aksi spekulasi yang membabi buta, yang hanya terpaku pada bayangan keuntungan tanpa mempertimbangkan akibat buruknya.

Sebagai karyawan, baik yang berkedudukan tinggi, menengah, maupun bawah; kemungkinan khilaf dalam menilai situasi yang kerap dikamuflase tergolong besar.

Shio Babi (1933, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007)

Kesehatan:

Waspadai gangguan kandung kemih dan persendian.

Jodoh:

Apabila mampu mencegah perasaan yang mudah tersinggung, peluang untuk memperoleh jodoh relatif kian terbuka dibandingkan sebelumnya.

Karir/Bisnis:

Potensi bisnis pada Tahun Anjing Tanah cenderung menurun. Dengan demikian, kemampuan untuk berkarya, ekspansi, dan/atau berspekulasi cenderung menurun.

Karena itu, sikap menunggu sambil mengamati harus dikedepankan. Apabila tidak terpaksa benar, tidak boleh berspekulasi.

Sebagai karyawan, walau rekam jejak dalam bernegosiasi terbilang bagus, kini sebaiknya dihindarkan dulu terkecuali dalam kondisi yang sangat memungkinkan.

Sumber: Buku ”Ambisi Sarat Obsesi, Gamangka Nurani: Peruntungan di Tahun Anjing Tanah Imlek 2569, Jakarta, Oktober 2017”.
Dikutip atas seizin Kang Hong Kian.

Tujuh Tradisi Menarik yang Memeriahkan Imlek

Barongsai adalah tarian yang penuh dengan nilai sakral dan seni tinggi. Barongsai biasanya dimainkan oleh dua orang yang biasanya mahir dalam bela diri kungfu.

Dari sisi mitologi, barongsai melambangkan ”Nian”, seekor raksasa di musim dingin yang turun dari gunung pada malam musim semi untuk mencari manusia sebagai mangsa. Dahulu kala, manusia sangat takut kepada Nian. Hingga suatu saat kebun buluh yang berdekatan dengan perkampungan penduduk terbakar.

Buluh-buluh yang terbakar itu mengeluarkan cahaya kemerahan dan bunyi seperti kembang api. Melihat dan mendengar itu, ternyata Nian memilih menyingkir meninggalkan perkampungan. Nian pergi setelah sebelumnya terlihat menari-nari.

Sejak saat itu, malam tahun baru Imlek selalu diriuhkan dengan kembang api. Dan, saat hari Imlek, saat acara tarian barongsai, setiap rumah yang didatangi memberikan angpau ke mulut barongsai sebagi tanda memberikan alternatif makanan kepada Nian.

Angpau atau kertas sampul merah yang berisi uang merupakan salah satu ciri khas perayaan tahun baru Imlek. Pemberian angpau dimaksudkan untuk membantu generasi lebih muda agar dapat meraih masa depan yang lebih baik. Bagi siapa pun yang sudah bekerja, tetapi belum menikah, sangat pantang untuk memberikan angpau karena dianggap dapat menjauhkan jodoh.

Liong atau tarian naga lazim di pertunjukan saat perayaan Imlek di pecinan besar, seperti di Singkawang, Pontianak, Medan, Palembang, Semarang, dan Jakarta. Naga merupakan hewan mitos warga Tionghoa yang melambangkan kebajikan, kekuatan, keagungan, dan keberuntungan yang luar biasa. Sosok naga pun mewarnai kesenian di beberapa daerah di Indonesia. Awalnya bentuk naga di Indonesia mengikuti mitologi Hindu berwujud seperti kobra (ular sendok). Kemudian, pengaruh naga gaya China mulai diserap sehingga muncul sosok naga dalam berbagai kesenian Jawa dan Bali.

Kebaya Encim dan Batik Pesisiran merupakan busana peranakan yang mencerminkan pembauran budaya. Kebaya encim adalah jenis kebaya yang lazim dipakai kaum perempuan peranakan Tionghoa. Sementara batik pesisiran, seperti batik Pekalongan dan batik Lasem berwarna cerah, menampilkan motif-motif khas Tionghoa, seperti burung hong, naga, kilin, mega mendung, dan bunga peoni.

Banyak sekali santapan khas pada saat Imlek, beberapa diantaranya adalah Lontong dan Mi. Lontong yang padat melambangkan keeratan dan kemakmuran berbanding terbalik dengan bubur yang cair dan identik dengan makanan untuk orang sakit. Sementara mi yang panjang melambangkan umur panjang. Dengan memakan mi, diharapkan umur kita juga akan panjang.

Kue Keranjang memiliki nama asli nian gao, nian berarti ’tahun’, sedangkan gao berarti ’kue’. Kue keranjang terbuat dari gula merah dan tepung ketan lengket yang mencerminkan persaudaraan yang erat. Adapun rasa manis pada kue keranjang mencerminkan rasa sukacita. Kue keranjang biasanya digunakan untuk sembahyang Imlek dan dibagi-bagikan kepada tetangga sebagai simbol untuk menjaga hubungan baik.

Jeruk merupakan lambang kegembiraan. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, jeruk yang masih mempunyai daun yang melekat melambangkan hubungan antarindividu yang terjalin erat. Dari sisi ukuran, jeruk yang besar melambangkan kekayaan dan kemakmuran sehingga dengan memakannya akan membawa rezeki yang baik. Sementara jeruk yang kecil melambangkan keberuntungan.

Dari "Kiong Hie" hingga "Gong Xi Fa Cai"

Menjelang tahun baru Imlek, sering terdengar beragam ucapan, mulai dari Kiong Hie, Sin Chun Kiong Hie, Gong Hey Fat Choy, hingga Gong Xi Fa Cai.

Tidak sekadar beragam ucapan, bahkan juga dijumpai beragam tulisan di spanduk kecil berhuruf kuning emas di atas warna dasar merah. Berbagai ucapan tersebut ujung-ujungnya adalah ritual pemberian uang dalam amplop merah (hong bao, dalam bahasa Mandarin) atau lebih populer disebut angpau (dari bahasa Fujian-Hokkian).

Jika tak mau ambil pusing dengan urusan ucapan, anak-anak dan remaja cukup mengepalkan kedua tangan menjadi satu kesatuan di hadapan sanak keluarga atau orang yang dituakan sambil mengucap Kiong Hie dengan rasa hormat dan ditambah senyuman wajah ceria. Selanjutnya menunggu amplop, habis perkara!

Sejauh ini, ungkapan selamat tahun baru dalam bahasa Mandarin yang baik dan benar tidak diterapkan di Indonesia. Mungkin juga tidak perlu diterapkan dengan benar karena dialek sejumlah suku di komunitas China sering kali lebih dominan digunakan para penutur tradisional.

Generasi tua masyarakat Tionghoa totok di Indonesia umumnya mengenal dialek suku mereka masing-masing, yang telah diajarkan selama ribuan tahun, tetapi tidak memahami Han Yu Pin Yin. Han Yu Pin Yin adalah penulisan bahasa Mandarin baku yang digunakan secara internasional.

”Apa pun ucapannya yang penting adalah maknanya”. Gong Xi Fa Cai, selamat sukses di tahun yang baru!

Dengan demikian, jangan heran apabila komunitas China di sejumlah daerah, dari Pontianak, Bangka, Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, hingga Jayapura, mempunyai perbedaan dalam pengucapan selamat tahun baru.

Hal ini karena di Medan, Sumatera Utara, misalnya, komunitas China didominasi suku Fujian (Hokkian), di Pontianak dan Bangka Belitung berkembang komunitas Ke Jia (Khe atau Hakka) dan Chao Zhou (Tio Chiu). Sementara di Makassar didominasi warga Tionghoa suku Fujian seperti di Semarang dan Surabaya.

Selain itu, ada pula kelompok etnis lain, seperti suku Hai Nan (asal Pulau Hainan), Shan Dong (Shantung), dan sejumlah kelompok pendatang lain dari daratan China sebelah utara.

Keragaman tutur bahasa suku-suku tersebut berdampak pada ucapan Imlek yang beragam. Ambil contoh, ucapan Kiong Hie berasal dari lafal Fujian yang kurang lebih berarti Gong Xi (baca: kung si) dalam ejaan Han Yu Pin Yin. Ada pula ucapan Sin Chun Kiong Hie, juga berasal dari dialek Fujian, yang dalam bahasa Mandarin disebut Xin Chun Gong Xi, ’Selamat Musim Semi’.

Sementara warga Guang Dong (baca: kwang tung) memiliki ucapan tahun baru Gong Hey Fat Choy yang mirip dengan pelafalan Mandarin. Namun, ucapan selamat tahun baru dalam bahasa Mandarin resmi adalah Gong Xi Fa Cai (baca: kung si fa cai).

Namun, seperti sebuah iklan minuman ringan, mungkin kita bisa berkata: ”Apa pun ucapannya, yang penting adalah maknanya”.

Gong Xi Fa Cai, selamat sukses di tahun yang baru!

Imlek bagi Mereka

Uung Sendana
Ketua Umum MATAKIN Indonesia
”Tahun baru Imlek bagi saya adalah waktu berkontemplasi dan introspeksi diri untuk meneguhkan tekad membaharui diri disamping bersilaturahmi dan sembahyang pada Tian, alam dan leluhur.”
Grace Natalie
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia
”Imlek merupakan ajang kumpul dengan keluarga. Saat Imlek, yang muda silaturahmi mengunjungi sanak saudara yang lebih tua. Ini bentuk penghormatan dan rasa sayang kita.”
Morgan Oey
Penyanyi dan Pemain Film
”Imlek buat saya adalah tradisi kumpul dan makan bersama keluarga. Kalau berburu angpau itu dulu waktu masih kecil.”
Yoris Sebastian Nisiho
Creative Entrepreneur
”Dulu waktu kecil, Imlek hanya berarti dapat angpau. Namun kini, Imlek dapat berarti strategi baru di tahun baru sesuai dengan shio yang baru.”
Regina Wanda Anugrah Putri
Sekretaris Keluarga Alumni (KAMI) UMN
”Walau tidak merayakan Imlek, menurut saya Imlek itu lembaran baru buat masyarakat Tionghoa seperti semangat tahun baru yang kita semua rasakan pada tanggal 1 Januari.”
Aldi Destian Satya
Atlet Wushu
”Tahun baru Imlek bagi saya merupakan hari yang bukan dirayakan semata, tetapi ada nilai spiritual di dalamnya. Dimana pergantian tahun ini mengingatakan saya pada apa yang telah terjadi di tahun sebelumnya dan berintropeksi diri menjadi lebih baik.”
Gatot Goei
Direktur Centre of Detention Studies
”Imlek memiliki pesan kekeluargaan dan kebersamaan. Kamis malam, kami akan makan bersama. Imlek juga mengingatkan kami untuk saling bantu dan berbagi kebahagiaan dalam suka maupun duka.”
Ryan Sucipto
Mahasiswa UMN
”Imlek itu seperti lebaran untuk keluarga Chinese. Karena menjadi momen untuk bertemu dan mempererat hubungan dengan keluarga maupun kerabat.”

Kerabat Kerja

Penulis: Iwan Santosa, Haryo Damardono, Stefanus Osa, Deny Ramanda Liu | Fotografer: Kartono Ryadi, Totok Wijayanto, A Handoko, Irene Sarwindaningrum, Wisnu Widiantoro, Wawan H Prabowo, Rony Ariyanto Nugroho, Soelastri Soekirno, P Raditya Mahendra Yasa, Ferganata Indra, Riatmoko, Erwin Edhi Prasetya, Ismail Zakaria, Adrian Fajriansyah | Animator: Toto Sihono | Ilustrator: Maria Karina Putri, Gunawan Kartapranata | Editor Video: Antonius Sunardi | Penyelaras Bahasa: Priskilia Bintang | Desainer & Pengembang: Deny Ramanda, Yulius Giann | Produser: Haryo Damardono, Prasetyo Eko Prihananto

Suka dengan tulisan yang Anda baca?

Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.

© PT Kompas Media Nusantara
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Warga keturunan Tionghoa menyiapkan pernak-pernik sekaligus membersihkan altar doa untuk persiapan merayakan Imlek 2568 di Vihara Dharma Bhakti, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Selasa (24/1/2017). Kendati minoritas, warga keturunan Tionghoa bisa diterima baik di Aceh.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Lampion yang selalu menghiasi saat perayaan menyambut Imlek menjadi daya tarik wisata di Kawasan Pasar Gede, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2016).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Keberadaan lampion serta lampu hias menyemarakkan suasana di kawasan Pasar Gede, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/1/2017). Pemasangan atribut tersebut merupakan bagian kegiatan Solo Imlek Festival untuk menyambut hari raya Imlek pada 28 Januari 2017 mendatang.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Warga menikmati makan siang tradisi perayaan imlek di sebuah acara di Mal Ciputra, Jakarta, Jumat (13/2/2015). Imlek menjadi perayaan kebahagian bagi orang Tionghoa di Indonesia dan salah satu cara merayakannya adalah dengan menyajikan hidangan peranakan yang kaya akan nilai filosofis.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
Ribuan warga berbaur menjadi satu dalam perayaan tahun baru Imlek 2568/2017 di kawasan depan Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Jumat malam hingga Sabtu dinihari (27-28/1). Perayaan Imlek berlangsung semarak dan aman.
KOMPAS/KARTONO RYADI
Suasana di Vihara Dharma Bakti, Jalan Kemenangan III (Petak Sembilan), Jakarta Barat, hari Jumat (26/1/1990) malam. Warga yang merayakan Tahun Baru Imlek memadati halaman Vihara untuk menyalakan lilin dan hio, untuk memohon keberuntungan dan kebahagiaan.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Petugas Kelenteng Darma Ramsi, Bandung, Jawa Barat, membersihkan patung dewa Kwan Kong di altar untuk menyambut peribadatan Tahun Baru Imlek, Rabu (3/2/2016). Selain pusat pertokoan dan rumah-rumah warga, tempat ibadah Kelenteng pun mulai persiapan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Suasana di Wihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (1/2). Warga bersembahyang menjelang tahun baru Imlek, berdoa agar berkah serta rejeki bertambah melimpah pada tahun Kelinci.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Warga TIonghoa melaksanakan ritual Tahun Baru Imlek di Kelenteng See Hin Kiong di kawasan Pondok (Pecinan) Padang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (28/1/2017). Kelenteng See Hin Kiong yang menjadi pusat perayaan Tahun Baru Imlek di Sumbar tersebut tidak hanya dikunjungi warga Padang, tetapi juga warga Tionghoa dari Kota Bukittinggi, Payakumbuh, dan Riau.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Warga berbelanja pernak-pernik imlek di kawasan Pasar Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, Selasa (17/1/2017). Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada 28 Januari 2017, pedagang dadakan mencari keberuntungan dengan menjual hiasan dan pernak-pernik Imlek. Berbagai jenis barang tersebut dijual mulai dari harga Rp 10.000 hingga Rp 3.800.000.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Lampion menghiasi dan menyemarakkan Pasar Imlek Semawis di Gang Pinggir, Pecinan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/2/2016). Pasar Imlek Semawis yang diadakan 4-6 Februari ini menjadi agenda rutin dengan berbagai kegiatan dari seni, budaya hingga kuliner.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Para anggota keluarga besar Tjia dan Tjoa menikmati santapan khas Imlek di Hartawan di perumahan Vila Duta, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/1/2014). Kegiatan tahunan menyambut malam Imlek tersebut diikuti oleh para anggota keluarga dari berbagai daerah.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Umat bersembahyang di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta, Minggu (7/2/2016). Sembahyang jelang tahun baru Imlek 2567 itu sebagai ungkapan syukur atas segala rejeki dan keselamatan dari Tuhan yang telah diberikan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun mendatang.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Teartrikal Pulau Kemaro yang berkisah tentang cerita cinta antara pangeran dari negeri Tiongkok Tan Bun Han dan putri penguasa Palembang, Sumatera Selatan Siti Fatimah yang menjadi cermin hubungan erat antara warga keturunan Tionghoa dan Melayu Palembang yang pentas pada Festival Imlek 2017 di Palembang, Sabtu (11/2/2017).
KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM
Ribuan dupa gaharu yang melambangkan doa dan permohonan di tahun baru dinyalakan tengah malam menjelang pergantian tahun baru Imlek di Kelenteng Soei Goeat Kiong yang terletak di tepi Sungai Musi 10 Ulu, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (30/1/2014).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Lilin-lilin penghantar doa dinyalakan saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2567 di Klenteng Dharma Ramsi, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/2/2016) dinihari. Perayaan Tahun Baru Imlek di Bandung berlangsung dengan khidmat dan aman.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Para pekerja rumah pembuatan kue Dodol Keranjang Tek Kie, Jalan Pajagalan, Bandung, Jawa Barat, selesaikan produksi untuk segera dikirimkan ke penjual menjelang Perayaan Imlek, Kamis (5/2/2015). Produksi kue khas Tahun Baru Imlek ini meningkat permintaanya sekitar 20 persen dari tahun lalu.
KOMPAS/A HANDOKO
Warga berbenah di Vihara Bodhisatva Karaniya Metta di Jalan Sultan Muhammad, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (20/1/2012). Setiap tahun baru Imlek, sedikitnya 1.000 warga melakukan sembahyang di salah satu vihara tertua di Kota Pontianak.
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO
Para sesepuh tengah menikmati jamuan makan saat Imlek yang diadakan pada Jumat (13/2/2015) di mal Citraland Jakarta.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Warga keturunan Tiong Hoa menyalakan lilin usai berdoa di Kelenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama, Kota Tangerang, Banten, Jumat (31/1/2014) dini hari. Ribuan warga datang dan berdoa di kelenteng tersebut untuk menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2565.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Dekorasi bertema Imlek menghiasi pusat perbelanjaan di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2016). Momentum Hari Raya Imlek dimanfaatkan pusat perbelanjaan untuk menggaet pengunjung dengan menghiasinya dengan pernak-pernik Imlek.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sejumlah lilin raksasa penghantar doa dinyalakan saat Tahun Baru Imlek 2568 shio Tahun Ayam Api di Kelenteng Dharma Ramsi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2017) dinihari. Perayaan Tahun Baru Imlek ini berlangsung meriah dari masyarakat multi etnis dengan berbagai hiburan seperti Barongsai dan Naga Liong.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sejumlah lilin raksasa penghantar doa dinyalakan saat Tahun Baru Imlek 2568 shio Tahun Ayam Api di Kelenteng Dharma Ramsi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2017) dinihari. Perayaan Tahun Baru Imlek ini berlangsung meriah dari masyarakat multi etnis dengan berbagai hiburan seperti Barongsai dan Naga Liong.