Sejauh Mana Capaian Infrastruktur Indonesia?
Sejauh Mana Capaian Infrastruktur Indonesia?

I nfrastruktur menjadi salah satu sektor yang digenjot saat ini. Sebagai negara kepulauan, penyediaan infrastruktur akan meningkatkan konektivitas antardaerah, termasuk dengan daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. Pembangunan infrastruktur yang meningkatkan mobilitas orang dan barang, diharapkan juga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing masing-masing daerah.

Di sisi lain, upaya pemerataan pembangunan infrastruktur diharapkan dapat mengurangi ketimpangan kondisi infrastruktur antardaerah, sekaligus menumbuhkan sentra ekonomi baru di berbagai daerah. Berikut adalah hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang menopang konektivitas, telekomunikasi, dan pendukung ketahanan pangan. Disajikan pula perkembangan industri dan kebijakan investasi di berbagai daerah. Selain itu, ada pula perkembangan transformasi digital dan kebijakan terkait.

Perkembangan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur bertujuan meningkatkan mobilitas, produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang merata juga dapat mempersempit kesenjangan pembangunan antardaerah.

Jalan dan Jembatan
  • Jalan sepanjang 3.432 kilometer
  • Jalan tol sepanjang 947 kilometer
  • Jembatan sepanjang 39,8 kilometer
  • Jembatan gantung sebanyak 134 unit
Jalur Kereta Api
  • Jalur kereta api, termasuk jalur ganda dan reaktivasi sepanjang 754.59 km'sp
  • Peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 413,6 km'sp
  • Light Rail Transit di Sumatera Selatan selesai dibangun
  • Light Rail Transit di Jakarta selesai dibangun
  • Light Rail Transit di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi yang rampung pada 2019
  • Mass Rapid Transit yang juga rampung pada tahun 2019.
Pelabuhan dan Tol Laut
  • 19 pelabuhan baru
  • 8 pelabuhan yang masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan rampung pada tahun 2019
  • Target peningkatan kapasitas pengangkutan barang dari 16,7 juta TEUs per tahun pada 2014 menjadi 19,7 juta TEUs per tahun pada 2017
  • Penambahan 5 unit kapal penyeberangan penumpang
  • Penambahan 3 unit kapal motor penyeberangan
  • Penambahan 10 pelabuhan penyeberangan.
Bandar Udara
  • Ada 10 bandar udara baru (Miangas, Letung, Tebeliang, Maratua, Morowali, Namniwel, Weru, kertajati, Aji Pangeran Tumenggung Pranoto dan Koroway Batu)
  • Revitalisasi dan pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana, terisolasi dan wilayah perbatasan
Bendungan

Hingga tahun 2017, ada 43 bendungan yang dibangun. Pada 2019 ditargetkan akan terbangun 65 bendungan di seluruh Indonesia dengan kapasitas tampung sebesar 2,11 miliar meter kubik. Pembangunan bendungan berdampak pada peningkatan pelayanan irigasi waduk sebesar 160.000 hektar. Selain itu, berdampak pada pemenuhan air baku sebesar 3,02 meter kubik per detik dan meningkatkan potensi energi sebesar 145 mega watt.

Energi
Capaian Rasio Elektrifikasi sampai dengan semester I-2018 mencapai angka 97,13% secara nasional.
Telekomunikasi
  • Jaringan tulang punggung serat optik nasional bernama "Palapa Ring". Program tersebut menghubungkan seluruh ibu kota kabupaten/ kota di Indonesia menggunakan jaringan broadband (internet berkecepatan tinggi).
  • Jaringan Indonesia bagian barat, misalnya, dari total 2.275 kilometer jaringan, telah dibangun 74 persen jaringan.
  • Untuk jaringan Indonesia bagian tengah, dari total 2.995 kilometer jaringan, pemerintah telah membangun 35 persen jaringan.
  • Indonesia bagian timur, dari total 6.878 kilometer jaringan, telah dibangun 18 persen jaringan.
  • Secara keseluruhan, dari total 514 kota/kabupaten di Indonesia, sudah ada 457 kota kabupaten yang telah terjangkau dengan jaringan broadband.
  • 57 kota/kabupaten sisanya adalah daerah terpencil,penanganannya yakni dengan inovasi pembiayaan melalui pola kerjasama pemerintah badan usaha (KBPU).

Dalam perkembangannya, pertumbuhan telepon seluler di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun dengan berkembangnya telepon seluler, panggilan ke fixed telephone dan SMS mengalami penurunan, seperti yang dapat terlihat pada tabel dibawah ini :

  • Pada tahun 2017, pembangunan infrastruktur di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan riset dari We Are Social dan Hootsuite, Indonesia berada pada nilai indeks 40,41 dari nilai maksimal 100 untuk pembangunan infrastruktur jaringan dan telekomunikasi.
Infrastruktur di Sejumlah Provinsi
Sebagai salah satu unsur utama dalam pembangunan, keberadaan infrastruktur yang di setiap provinsi berpengaruh pada kemajuan tahapan pembangunan. berikut perkembangan pembangunan infrastruktur di tiap provinsi

Perkembangan Industri (Sektoral dan Regional)

Sektoral
Selama lima tahun dari 2010-2015 tidak ada pergeseran jenis industri. Industri masih didominasi oleh industri makanan, tekstil, dan pakaian jadi.
Provinsi yang memiliki jumlah perusahaan yang dominan kurun waktu 2010-2015 adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri
Kebijakan Investasi
  • Kebijakan Investasi di Pulau Jawa
  • Kebijakan Investasi di Luar Pulau Jawa

Segmen Transformasi Digital

Pilar Transformasi Digital
  • Inovasi : inovasi yang mendorong efisiensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yang berbentuk aplikasi, financial technology, blockchain.
  • Informasi : Informasi di sektor digital berbentuk big data dan berada di cloud dan pengelolaannya menggunakan cloud computing.
  • Teknologi terdapat industri lain yang berkembang, antara lain seperti penyediaan jasa layanan, logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar seperti 3D printing, dan IoT and services, sedangkan perkembangan lebih lanjut menggunakan artificial intellegence maupun mechine learning. Penggunaan robot pintar dalam produksi.
Indeks Transformasi Digital
Posisi Indonesia berada didalam kuadran potensial, sehingga ada potensi untuk memimpin ekonomi digital di era revolusi industri 4.0.
Dampak Transformasi Digital terhadap Produktivitas Manusia
Hasil survey McKinsey menunjukkan pemanfaataan teknologi di Indonesia belum optimal untuk meningkatkan produktivitas kerja manusia
Kebijakan Terkait Ekonomi Digital

Kerabat Kerja

Penulis: Litbang Kompas diolah dari Kementerian ESDM, BPS, Kementerian Kominfo, Biro Hukum Pemerintah Pusat dan Daerah, Kementerian PUPR, McKinsey | Fotografer: Rony Ariyanto Nugroho, Raditya Helabumi, Totok Wijayanto | Infografik: Novan Nugrahadi, Gunawan Kartapranata, Maria Karina Putri, Hanintya Nindita | Desainer & Pengembang: Elga Yuda Pranata | Produser: Sri Rejeki, Prasetyo Eko Prihananto

Suka dengan tulisan yang Anda baca?

Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.