Logo Kompas72 Tahun Indonesia Merdeka

periode

1967 - 1977

LIHAT
Penandatanganan ASEAN tahun 1967 (REPRO KOMPAS/KR)
LIHAT
Soeharto diambil sumpahnya untuk menjadi presiden Republik Indonesia dalam sidang Istimewa MPRS (27/3/1968). (KOMPAS/PH)
LIHAT
Tahun 1968 adalah awal masa keemasan Indonesia di gelanggang All England. Rudy Hartono serta pasangan Minarni dan Retno Kustiyah menggondol gelar juara. Sejak itu, Indonesia merebut 22 gelar selama 16 tahun. Dari kiri, Mulyadi, Retno, Minarni, dan Rudy Hartono. (DOK KOMPAS)
LIHAT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri SH. memberikan penjelasan mengenai ejaan baru (3//8/1972).
LIHAT
Pembuatan tiang jalan proyek jalan raya ekspres Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) yang dimulai 1973 dan selesai 1976, akhir Maret 1973. Proyek sepanjang 54 km itu menelan biaya sekitar 40 juta dollar AS. Dua pertiga dari biaya itu didapat dari kredit pemerintah Amerika Serikat. Penilaian pendahuluan dilakukan atas 7 kontraktor AS, 5 kontraktor Korea Selatan, dan 1 kontraktor Filipina. (KOMPAS)
LIHAT
Di tepi Situ Baru, pramuka-pramuka seluruh Indonesia selama satu minggu bertamu dalam Jambore Nasional. Presiden Soeharto beserta Nyonya membuka jambore ini dengan mengayunkan kapak pemotong tali balon. Pramuka dari Lampung tengah menyalakan api transmigrasi, juga dua pramuda dari Australia datang sebagai tamu. (KOMPAS)
LIHAT
Prof Kistemaker (kanan) bersama Dirjen LAPAN Marsekal Muda (U) Salatun dengan latar belakang roket "Kartika", roket pertama Indonesia yang berhasil diluncurkan pada tahun 1963. (KOMPAS/IRA)
LIHAT
Setelah berjuang 16 tahun dalam perebutan Piala Uber, Minarni Sudaryanto akhirnya berhasil meraih ambisinya yang tertinggi: merebut piala lambang supremasi dunia bulu tangkis beregu putri tersebut. Dalam final Piala Uber 1975 di Istora Senayan, Minarni sebagai kapten regu menentukan kemenangan Indonesia atas juara bertahan Jepang. (KOMPAS/KARTONO RYADI)
LIHAT
Minarni Sudaryanto, kapten tim Piala Cup Indonesia menerima Piala Uber dari tangan Presiden IBF Stuart Wyatt (7/6/ 1975). (KOMPAS/KARTONO RYADI)
LIHAT
Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Guilherme Goncalves (tengah) sedang menandatangani naskah integrasi rakyat Timor Timur dengan Indonesia dalam sidang pertamanya di Dili, 1976. (KOMPAS)
LIHAT
Delegasi besar rakyat Timor Timur dipimpin Arnaldo Reis Araujo, Ketua Eksekutif PSTT, tiba di Lanuma Halim Perdanakusuma, Jakarta, 5 Juni 1976. Mereka akan menyampaikan petisi rakyat Timor Timur untuk berintegrasi dengan Indonesia. (KOMPAS/KARTONO RYADI)
LIHAT
Antena TTAC (Telemetri-Tracking and Command) di Stasiun Pengendali Utama Satelit di Cibinong. Stasiun tersebut merupakan stasiun utama pengendali satelit Palapa B-4 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976 di Tanjung Canaveral Florida, Amerika Serikat. (KOMPAS/JB SURATNO)
LIHAT
Menara yang akan mencapai ketinggian 147,3 meter dibangun untuk menggantikan menara antena TVRI yang tingginya “hanya” 85 meter. Pembangunan menara itu akan selesai pada pertangahan tahun 1977. (KOMPAS/JB SURATNO)
LIHAT
Presiden Soeharto menyaksikan peluncuran satelit Palapa yang disiarkan TVRI langsung dari Cape Canaveral. Peluncuran satelit berdaya kerja aktif 7 tahun dan meng-cover sepertiga belahan Bumi ini menjadikan Indonesia sebagai negara ke-4 yang memiliki satelit sendiri setelah Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat. (KOMPAS)
LIHAT
Pembangunan rumah-rumah murah di Depok, Jawa Barat, oleh Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas). Sekitar 7.000 unit rumah akan dibangun di lokasi tersebut. (KOMPAS/IRWAN GUNAWAN)
LIHAT
Mendampingi bendera Merah Putih, bendera Gadjah Mada warna hijau kuning diturunkan setengah tiang pada pembukaan OSMA 1977. Kampus Bulaksumur menyatakan berkabung atas tewasnya lima mahasiswanya di lereng gunung Sumbing, 1977.