Logo Kompas72 Tahun Indonesia Merdeka

periode

1978 - 1988

LIHAT
Gedung Javasche Bank yang masih megah tetapi beringinnya tidak serindang dulu lagi, 1978. (KOMPAS)
LIHAT
Presiden Soeharto menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 1979/1980 di depan sidang paripurna DPR (8/1/1979). (KOMPAS/IRWAN GUNAWAN)
LIHAT
Presiden Soeharto meresmikan pemakaian lanjutan jalan tol Jagorawi (19/4/1979). (KOMPAS/DUDY SUDIBYO)
LIHAT
Rakyat Timor Timur di Viqueque bergembira menyambut ulang tahun ke-3 Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah RI (1979). Tampak mereka sedang menyanyi dan menari ketika rombongan Menhankam/Pangab Jenderal TNI M Jusuf mengunjungi daerahnya. "Perang sudah berakhir dan tidak akan datang lagi," demikian kata mereka. (ANTARA)
LIHAT
Ketua MPR/DPR Daryatmo dan para Wakil Ketua MPR/DPR Mashuri, Kattidjo, Masjkur, dan Isnaeni, serta Sekjen DPR Wang Suwardi diterima Presiden Soeharto di Bina Graha (10/3/1979). Ketua dan Wakil Ketua DPR itu datang untuk menyampaikan hasil sidang Pansus DPR berupa saran-saran fraksi mengenai Repelita III. Tampak Ketua MPR/DPR Daryatmo ketika diterima Presiden, sementara Mashuri dan para Wakil Ketua lainnya memasuki ruang kerja Kepala Negara. (KOMPAS/DUDY SUDIBYO)
LIHAT
Liem Swie King melakukan smash dalam final tunggal putra All-England (1979). Ia mengalahkan Flemming Delfs (Denmark) dengan skor 15-7, 15-8. Kemenangan itu sekaligus membawa King menjadi juara All-England dua kali berturut-turut. (AP)
LIHAT
Para pemain dan ofisial regu bulu tangkis Indonesia yang mencatat sukses besar di turnamen All England, bergambar bersama Presiden Soeharto di Bina Graha, 1979. Berdiri dari kiri: Ruth Damayanti, Ny Minarni Sudaryono (pelatih), Imelda Wiguna, Tjan So Gwan, R Gamel (team manager), Tjuntjun, Presiden, Liem Swie King, Jogan Wahyudi, Theresia Widiastuty, Kartono, Christian, Verawaty. Jongkok: Ade Chandra, Atik Jauhari (pelatih), Haryanto Saputra, Dhany Sartika. (KOMPAS/RAT)
LIHAT
Menhankam/Pangab Jenderal M Jusuf meninjau pelaksanaan program ABRI Masuk Desa di Sebulu Ulu, Kabupaten Kutai, Kaltim, 1980. Di sini para prajurit bersama rakyat mencetak sawah percontohan seluas satu hektar serta merehabilitasi saluran irigasi yang lama rusak. Jenderal Jusuf berpesan kepada rakyat setempat untuk bekerja lebih rajin dalam memperbaiki sistem pertanian mereka. Sebelum kembali ke Jakarta Menhankam menutup latihan raider Yon-613 "Raja Alam I" dan Detasemen Zipur-7 Kodam IX/Mulawarman di pantai Manggar, Balikpapan. Ia menekankan sikap prajurit ABRI untuk "tidak nakal" terhadap rakyat dan meminta mereka hidup rukun dan saling membantu seperti "seayah-seibu". (KOMPAS)
LIHAT
Menhankam/Pangab Jenderal M. Jusuf di antara penduduk setempat saat melakukan kunjungan kerja di Irian Jaya (2/12/1980). Selain meninjau pelaksanaan ABRI Masuk Desa tahap ke-II, Menhankam juga meresmikan asrama Kodim dan Korem di Wamena. (KOMPAS/ANSEL DA LOPEZ)
LIHAT
Menteri Hankam Jenderal TNI M Jusuf secara simbolis melepaskan tanda peserta program ABRI Masuk Desa (AMD) kemudian menutup program tersebut dengan resmi di Sulawesi Selatan, 1980. Sekitar lima kompi di Sulawesi Selatan mengikuti program AMD tahap pertama itu. (KOMPAS)
LIHAT
Pembangunan rumah susun Perumnas di Tanah Abang sedang dikerjakan, 1980. Rumah susun seperti ini akan dibangun di berbagai kota besar di Indonesia.
LIHAT
Monumen bergambarkan lelaki berpakaian adat membawa parang peperangan ini menandai pengorbanan para partisan dalam merebut Dili dari tangan para perusuh. Berdiri megah di mulut pelabuhan menyemarakkan kota yang semula hanya penuh oleh monumen-monumen masa lalu. (KOMPAS)
LIHAT
Rumah susun di Tanah Abang diresmikan Presiden Soeharto pada 21 April 1981, bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Rumah ini dibangun di atas tanah empat hektar 960 unit. Ini merupakan rumah susun pertama di Indonesia yang dibangun Perumnas. (ANTARA)
LIHAT
Suasana kampus Bulaksumur UGM, 1981, ketika ribuan lulusan SLTA antre membeli formulir pendaftaran masuk perguruan tinggi lewat PP I.
LIHAT
Menteri Luar Negeri Adam Malik tengah menyampaikan sambutannya seusai acara penandatanganan perjanjian persahabatan RI-Malaysia (11/8/1981). Dari pihak Malaysia, Menlu/Wakil PM Malaysia Tun Abdul Razak menjadi wakil Malaysia yang menandatangani perjanjian tersebut. (KOMPAS/DUDY SUDIBYO)
LIHAT
Keberhasilan membangun sendiri reaktor nuklir di Yogyakarta merupakan tonggak penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pusat Penelitian Tenaga Atom ini diresmikan oleh presiden Soeharto pada 1 Maret 1979. (KOMPAS/JUP)
LIHAT
Anggota Pasukan Anti Teroris Indonesia yang gugur pada usaha pembebasan sandera pesawat DC-9 "Woyla" Garuda di Bangkok, 1981. (KOMPAS/KR)
LIHAT
Keluarga kru Pesawat Garuda DC-9 "Woyla", yang dibajak di Bangkok, menunggu di ruang tunggu Lanuma Halim Perdanakusuma, 1981. (KOMPAS)
LIHAT
Kokpit pesawat DC-9 "Woyla" yang dibajak.
LIHAT
Presiden Soeharto meresmikan gedung baru TVRI yang berfungsi sebagai pusat produksi, 1982. Gedung baru ini berisi sedikitnya empat studio produksi, studio film, studio suara dan dubbing.
LIHAT
Presiden Soeharto meresmikan beberapa proyek di Sumatera, termasuk Pabrik Peleburan Aluminium PT Inalum Kuala Tanjung, 26 Januari 1982. (KOMPAS)
LIHAT
Fasilitas pegolahan karbon yang memproduksi blok-blok karbon untuk digunakan pada tungku-tungku reduksi peleburan aluminium pada PT Inalum Kuala Tanjung yang diresmikan oleh presiden Soeharto (26/1/1982). (KOMPAS/JB SURATNO)
LIHAT
Waduk Jatiluhur pada 2 Desember 1982, ketinggian air hanya 77,5 meter. (KOMPAS)
LIHAT
Tetuko PK-XNC, prototipe CN-235 buatan Nurtanio,lepas landas di Lanuma Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat (30/12/1983). (KOMPAS/NINOK LEKSONO)
LIHAT
Presiden Soeharto sedang meninjau Perumnas Kebon Kacang, 1984. (KOMPAS/RAT)
LIHAT
Paket-paket modul bahan kuliah mahasiswa Universitas Terbuka tengah dikerjakan, 1984. Dalam keheningan mereka bekerja, mengingat ketelitian dan kecermatan sangat diperlukan. (KOMPAS)
LIHAT
Ellyas Pical (kiri) ketika bertanding melawan juara dunia tinju kelas super terbang versi badan tinju IBF Judo Chun dari Korea Selatan (3/5/1985). Pical memenangi pertandingan itu dan menjadi juara baru. (KOMPAS/HS)
LIHAT
Petinju Indonesia, Ellyas Pical, menjadi juara dunia kelas super-terbang versi IBF setelah menang KO atas juara bertahan Judo Chun dari Korea Selatan (3/5/1985). Judo Chun dikanvaskan pada ronde kedelapan. (KOMPAS/HS)
LIHAT
Presiden Soeharto berpidato di markas besar Organisasi Pangan Dunia (FAO) di Roma (14/11/1985). Soeharto diundang untuk mewakili negara berkembang menjelaskan upaya mencapai keberhasilan swasembada pangan. (KOMPAS/RB)
LIHAT
Presiden Soeharto menerima tanda penghargaan berupa medali bergambar dirinya serta seorang petani sedang menanam padi dari Dirjen FAO Dr Edouard Saouma di Bina Graha (21/7/1986). (KOMPAS/JB SURATNO)
LIHAT
Menaker Sudomo, Ketua Persiapan Ekspedisi Phinisi Nusantara, memeluk pahlawan bahari Nakhoda Gita Ardjakusuma yang tiba bersama sembilan awak kapal Phinisi Nusantara di ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta (12/10/1986). (KOMPAS/KARTONO RYADI)
LIHAT
Perahu Layar Phinisi Nusantara mengarungi lautan. (KOMPAS/KARTONO RYADI)
LIHAT
Presiden Soeharto membuka Indonesia Air Show 86, di Bandara Kemayoran didamping Ny Tien Soeharto, Menristek dan Ny Habibie (23/6/ 1986). (KOMPAS/JB SURATNO)
LIHAT
Roket Delta bernomor 180 lepas landas dari Tanjung Canaveral, Florida, AS, membawa muatan Perang Bintang (SDI) ke orbit Bumi. (USIS)
LIHAT
Bayi kembar Siam yang telah dipisahkan, Pristian Yuliana (kanan) dan Pristian Yuliani ketika berusia lima bulan dalam kondisi yang baik (30/12/1987). (KOMPAS/JULIAN SIHOMBING)
LIHAT
Tiga pemanah putri Indonesia, Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani dan Lilies Handayani saat pengalungan medali perak di lapangan panahan Olimpiade, Hwarang, Seoul (1/10/1988). (KOMPAS/JB KRISTANTO)