Logo Kompas Memerangi Terorisme

Mereka yang Gugur Memerangi Terorisme

Tangis Surati (53) pecah tatkala jenazah putra bungsunya, Briptu Wahyu, yang terbaring dalam peti berselubung kain Merah Putih diangkat memasuki ruang tamu, Kamis (10/5/2018) dini hari. Perempuan berjilbab ungu itu langsung memeluk peti anaknya

Air matanya mengalir deras. Telapak tangannya terus mengusap-usap peti seperti membelai lembut rambut sang putra untuk terakhir kalinya.

Brigadir Polisi Satu (Briptu) Anumerta Wahyu Catur Pamungkas gugur dibunuh napi teroris di Markas Komando Brigade Mobil, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (8/5/2018) malam-Rabu (9/5/2018). Peristiwa di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok sungguh tragis dan menyisakan duka mandalam, bukan hanya bagi keluarga tetapi bagi seluruh bangsa Indonesia.

Hampir selama 36 jam, rutan di Mako Brimob dikuasai napi terorisme, sebelum akhirnya menyerah.

Hampir selama 36 jam, rutan di Mako Brimob dikuasai napi terorisme, sebelum akhirnya menyerah. Menurut informasi polisi, penyanderaan itu berawal dari dari urusan soal kiriman makanan untuk napi teroris pada Selasa, 8 Mei 2018, malam.

Di tempat itu, lima anggota Polri secara keji dibunuh para narapidana teroris. Kelima polisi gugur, setelah sebelumnya disiksa. Kondisi jenazah mereka mengenaskan, luka akibat senjata tajam di sekujur tubuh dan tembakan dari jarak dekat.

Selain Wahyu, empat polisi lain yang tewas peristiwa itu adalah Iptu Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Anumerta Deni Setiadi, Brigadir Anumerta Fandi Setyo Nugroho, dan Briptu Anumerta Syukron Fadli.

Anggota Brimob berjaga-jaga di tempat kejadian perkara kerusuhan rumah tahanan cabang Salemba, Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). Dalam kerusuhan itu, lima polisi dan satu orang tahanan terorisme meninggal dunia.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Sejumlah petugas Brimob bersiaga di sekitar kawasan Mako Brimob Kelapa Dua pascabentrok antara petugas dengan tahanan di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kepolisian meningkatkan pengamanan dengan menutup akses jalan di depan Markas Korps Brimob sehingga tidak dapat dilalui kendaraan dan mengalihkannya ke jalur alternatif.
KOMPAS/ALIF ICHWAN
Sejumlah petugas Brimob bersiaga di sekitar kawasan Mako Brimob Kelapa Dua pascabentrok antara petugas dengan tahanan di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5). Kepolisian meningkatkan pengamanan dengan menutup akses jalan di depan Markas Korps Brimob sehingga tidak dapat dilalui kendaraan dan mengalihkannya ke jalur alternatif.
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Surati mengatakan, dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan Wahyu pada 5 Mei lalu saat dia berulang tahun ke-53. ”Selamat ulang tahun Mamak gitu saja. Mengucapkannya melalui WA di pagi-pagi jam 5 pas ulang tahun saya. Dia paling gasik (awal) mengucapkan,” kata Surati.

Pujiono, sang ayah, menyampaikan, keluarganya sangat kehilangan, tetapi mereka berupaya pasrah kepada Yang Mahakuasa.

”Karena sudah meninggal ya saya sudah pasrah kepada Yang Mahakuasa dan sudah ikhlas. Yang penting anak saya sudah dipulangkan ke sini dan ini karena tugas,” kata Pujiono yang merupakan pensiunan TNI sejak 2010.

Keluarga besar tidak menyangka Wahyu pergi untuk selamanya, padahal pada 24 Mei mendatang Wahyu akan merayakan ulang tahun ke-20.

”Kalau ulang tahun, biasanya kami SMS mengucapkan selamat. Anaknya pendiam dan pintar. Di pendidikan selalu dapat ranking terus. Kalau di Densus seleksinya seluruh Indonesia ada 500 orang, tapi yang diambil 6 orang, termasuk anak saya itu,” kata Pujiono yang terakhir bertemu dengan Wahyu pada 2 April 2018.

Wahyu adalah anak keempat dari pasangan Surati dan Pujiono. Saudara-saudarinya adalah Resti Puji Rahayu, Heri Setiono, dan Feni Puji Lestari. Sejumlah tetangga, kerabat, dan kenalan keluarga datang melayat. Wahyu dikenal sebagai pribadi yang baik, pendiam, dan suka berolahraga.

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Jenazah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas diberangkatkan dari rumah duka dan dimakamkan di Dusun Kebayeman, Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen pada Kamis (10/5/2018) pagi. Wahyu menjadi salah satu korban tewas kericuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Kepala Kepolisian Resor Kebumen Ajun Komisaris Besar Arief Bahtiar menyampaikan dukacita kepada keluarga yang ditinggalkan. Arief sangat berduka bahkan saat memimpin upacara pemakaman secara dinas, Arief menangis.

Di Kebumen, selain Wahyu, ada pula Briptu Anumerta Syukron Fadli asal Kecamatan Bonorowo, Kebumen, yang gugur dalam kericuhan di Mako Brimob tersebut.

”Kepergian almarhum berarti kita semua kehilangan seorang putra dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Suri teladan almarhum yang sangat bermanfaat bagi kita yang masih hidup untuk terus berjuang bagi bangsa dan negara,” kata Arief.

Kesedihan mendalam juga dialami keluarga Briptu Fandy Setyo Nugroho, anggota Detasemen Khusus Antiteror 88. Wahyu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kuncen di Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/5/2018) pagi.

Kepergian almarhum berarti kita semua kehilangan seorang putra dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara.

Upacara pemakaman dihadiri oleh puluhan polisi, tetangga, rekan, dan keluarga korban, termasuk putri almarhum, Shanum (8 bulan). Atas permintaan keluarga, upacara pemakaman tertutup bagi wartawan. Dengan alasan masih diliputi kesedihan mendalam, keluarga menolak untuk diwawancarai.

Almarhum Fandy adalah putra kedua pasangan suami istri Rumpoko dan Jumiati. Maryanto (66), tetangga Rumpoko, mengatakan, Fandy yang bertugas di Densus 88 Antiteror sejak tahun 2012 dikenal baik oleh tetangga sekitar. Dia pun terkejut ketika pada hari Rabu tiba-tiba mendapat kabar dari tetangganya bahwa korban tewas saat menjalankan tugas.

”Setelah mendapat kabar tersebut, saya langsung datang dan mengucapkan belasungkawa kepada Pak Rumpoko,” ujarnya. Saat ditemui, Rumpoko terlihat dalam kondisi sedih dan sangat terguncang.

Maryanto mengenang Fandy sebagai sosok yang baik dan setiap tahun selalu pulang menengok orangtuanya di Magelang. Sekalipun sopan dan ramah dengan tetangga, menurut dia, Fandy sama sekali tidak pernah bercerita perihal pekerjaannya.

Kepala Polres Magelang Ajun Komisaris Besar Hari Purnomo mengatakan, dia beserta seluruh jajarannya turut sedih dan berdukacita sedalam-dalamnya atas kepergian lima personel polisi, termasuk Fandy, dalam kerusuhan di rutan Mako Brimob. Dalam hal ini, menurut dia, pihaknya akan terus mendampingi keluarga almarhum, Jumiati dan Rumpoko, dan terutama akan ikut memperhatikan putri almarhum, Shanum, yang masih bayi.

Duka mendalam juga terasa di kediaman Iptu Anumerta Yudi Rospuji Siswanto di Perumahan Bukit Waringin, Tajur Halang, Bogor, sepi pada Kamis (10/5/2108) pagi. Tak ada penghuni di rumah bercat kuning tersebut. Bekas acara tahlilan yang digelar warga pada Rabu (9/5/2018) malam pun kembali rapi.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Suasana upacara persemayaman Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto di rumah kedua orangtuanya, Desa Penggarutan, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten, Brebes Jawa Tengah, Kamis (10/5/2018). Iptu Yudi merupakan salah satu anggota Polri korban aksi penyerangan narapidana terorisme di Rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018).

Warga berdoa untuk Rospuji yang menjadi salah satu korban gugur dalam tragedi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5/2018) malam. Biasanya, bakda Subuh, Rospuji kerap terlihat berolahraga di sekitaran rumahnya sebelum berangkat kerja.

Rahmat (45), salah satu tetangga Rospuji, tidak menyangka sosok yang supel dan pandai bergaul tersebut turut menjadi korban. Semasa hidup, di tengah kesibukannya, Rospuji tetap aktif di kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungannya.

“Orangnya ramah. Kalau ada di rumah, dia pasti ikut bantu-bantu. Ya kerja bakti sampai ngajarngaji.”

Oleh karena itu, warga pun berinisiatif menggelar tahlilan ketika mendengar berita duka tersebut. Meski tak ada satu pun anggota keluarga yang berada di kediamannya, warga tetap melakukan doa bersama tersebut. Bahkan, urusan tenda dan kursi yang digunakan bagi tamu yang hadir dalam acara tahlilan tersebut ditanggung warga.

Rospuji dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumatama II, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (10/5/2018). Almarhum meninggalkan istri dan empat anak, termasuk anak bungsu yang baru lahir.

Jenazah Yudi tiba di rumah kedua orangtuanya di Desa Penggarutan, Kecamatan Bumiayu, pada Kamis dini hari. Upacara persemayaman dilakukan pukul 09.15 sebelum jenazah dibawa dengan ambulans ke pemakaman. Upacara itu dipimpin Kepala Kepolisian Resor Brebes Ajun Komisaris Besar Sugiarto.

Upacara pemakaman dimulai pukul 10.15, dipimpin Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono. Dalam upacara disebutkan, atas jasa dan pengabdiannya, Yudi mendapat kenaikan pangkat dari ipda menjadi inspektur satu (Iptu) dan juga penghargaan luar biasa anumerta.

Yudi meninggalkan istri, Lutfi Hidayah, serta empat anak, yakni Kevin, Kirana, dan Lastra. Adapun anak bungsu Yudi, dari informasi yang diterima, baru lahir pada Kamis dini hari di Rumah Sakit Polri, Jakarta.

Menko Polhukam Wiranto (dua dari kanan) di dampingi Panglima TNI Jenderal TNI Hadi Tjahjanto (kanan), Kepala BIN Budi Gunawan (kedua kiri) dan Kepala Korps Brimob Irjen Pol Rudy Sufahriadi (kiri) mengadakan konferensi pers kepada wartawan, mengenai penanggulangan pasca kerusuhan di rutan cabang salemba Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). Selanjutnya para tahanan teroris itu dibawa ke Lapas Nusakambangan.
KOMPAS/ALIF ICHWAN
Petugas berjaga dan bersiaga terus di saat tengah malam di kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5), Pascabentrok antara petugas dengan narapidana terorisme, Kondisi Mako Brimob terus mendapat penjagaan super ketat.
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Sudah banyak korban aksi terorisme, selain masyarakat umum, juga aparat. Hampir setahun lalu, pada Rabu 24 Mei 2017, tiga Bhayangkara muda juga gugur karena kebiadaban teroris. Para polisi yang tengah berjaga untuk mengamankan jalur iring-iringan pawai obor menyambut Ramadhan itu menjadi korban.

Ledakan bom mengakibatkan tiga korban gugur. Mereka adalah adalah Bripda Taufan Tsunami (22), Bripda Ridho Setiawan (21), dan Bripda Imam Gilang Adinata (24).

Kemudian pada 2016, sebanyak 13 tentara, sebagian anggota Satgas Tinombala yang tengah melakukan pengejaran kelompok Santoso di Sulawesi, gugur saat helikopter milik TNI Angkatan Darat jenis Bell 412 EP nomor HA-5171 jatuh di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3) sekitar pukul 17.50 Wita.

Kecelakaan itu mengakibatkan gugurnya tujuh orang dari Satgas Tinombala, yakni Komandan Resor Militer 132 Tadulako Kolonel (Inf) Saiful Anwar, Kolonel (Inf) Heri Setiaji, Kolonel (Inf) Ontang RP, Letkol (CPM) Teddy S Prapat, Mayor (Inf) Fakih Rasyid, Kapten (CKM) dr Yanto, dan Prada Kiki. Enam kru helikopter pun gugur, yakni Kapten (Cpn) Agung, Lettu (Cpn) Wiradi, Letda (Cpn) Tito, Serda Karmin, Sertu Bagus, dan Pratu Bangkit.

Peristiwa di Mako Brimob membuktikan bahwa terorisme itu masih ada dan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi negara bangsa Indonesia.

Danrem Tadulako Kolonel (Inf) Saiful Anwar menjabat Wakil Ketua Satgas Tinombala. Adapun Kolonel (Inf) Heri merupakan pejabat dari Badan Intelijen Strategis (Bais) dan Kolonel (Inf) Ontang RP merupakan pejabat Badan Intelijen Negara (BIN).

Pada 2011, berbagai aksi penembakan misterius yang menewaskan anggota kepolisian juga terjadi di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Dua peristiwa itu menyebabkan dua anggota kepolisian gugur dalam bertugas.

Bahkan, serangan dari terduga teroris kembali menewaskan anggota Polri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jumat (11/5/2018) pukul 02.29 WIB atau hanya sehari setelah peristiwa penyanderaan yang menewaskan lima polisi. Anggota Korps Brimob, Brigadir Kepala Marhum Frenje (41), gugur setelah ditikam di bagian perut oleh terduga teroris berinisial TS (23).

Frenje ditikam di bagian perut dengan pisau saat hendak memeriksa TS yang berperilaku mencurigakan. TS tewas ditembak oleh polisi.

Peristiwa di Mako Brimob itu membuktikan bahwa terorisme itu masih ada dan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi negara bangsa Indonesia. Drama 36 jam di Mako Brimob seakan menjadi panggung bagi para napi teroris menunjukkan eksistensi diri mereka. Perlu tindakan tegas dari negara untuk mencegah terorisme.

Warga mengikuti aksi solidaritas #KamiBersamaPOLRI di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2018) malam. Sebanyak lima orang anggota Polri gugur dalam peristiwa penyerangan oleh narapidana terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Kerabat Kerja

Penulis: Megandika Wicaksono, Elsa Emiria Leba, Riana A Ibrahim, Aditya Putra Perdana, Sarie Febriane, Prayogi Dwi Sulistyo, Dhanang David Aritonang, I Gusti Agung Bagus Angga Putra, Pradipta Pandu Mustika | Fotografer: Hendra A setyawan, Alif Ichwan, Megandika Wicaksono, Aditya Putra Perdana, Priyombodo | Infografik: Luhur Arsiyanto Putra, Dicky Indratno, Pandu Lazuardy | Desainer dan Pengembang: Elga Yuda Pranata | Produser: Prasetyo Eko Prihananto, Dahono Fitrianto

Suka dengan tulisan yang Anda baca?

Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.